Kompolnas dan Komnas HAM Diduga Terima Suap dari Ferdy Sambo

JAKARTA – Pernyataan Kompolnas dan Komnas HAM terkait kasus baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo seperti tak profesional dalam menangani kasus tewasnya Brigadir J alias Brigadir Yoshua.

Pernyataan Kompolnas dan Komnas HAM terkait kasus baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo yang menyebabkan tewasnya Brigadir Yoshua, seolah meleset dan tak menemui kejelasan.

Pada awal berhembusnya kasus baku tembak di kediaman Irjen Ferdy Sambo, pernyataan dua lembaga pemerintahan, Kompolnas dan Komnas HAM cenderung membela Irjen Ferdy Sambo.

Namun kenyataan di lapangan, satu per satu anggota kepolisian yang pernah diperiksan Komnas HAM mulai ditetapkan menjadi tersangka terkait pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Dengan ditetapkannya tersangka para ajudan Ferdy Sambo ini, lantas beredar kabar oknum di Kompolnas dan Komnas HAM tak profesional.

Bahkan oknum di dua lembaga itu konon sudah disuap uang oleh Ferdy Sambo.

Menanggapi hal itu, Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak tak mau bersepekulasi panjan terkait sudah diamankannya dua lembaga oleh FerdySambo, yakni Kompolnas dan Komnas HAM.

“Kabar (itu) hanya tuhan yang tahu,” singkat Kamaruddin saat dihubungi pojoksatu, Senin (8/8).

Kamaruddin juga mengaku tak mau memojokkan dua lembaga tersebut. Hanya saja saat ini dia menyerahkan semuat asumsi dan tudingan terhadap Kompolnas dan Komnas HAM kepada keputusan tuhan.

“Kabar baik atau kabar buruk hanya Tuhan yang tahu,” ucapnya.

Sebelumnya viral di media sosial pernyataan Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto yang menyebut Bharada Eliezer juara menembak.

Bahkan tembakan Bharade Eliezer itu dinilai tak pernah meleset dari bidikannya.

“Disamping itu ternyata Bharada E ini juara menembak sehingga bidikannya tepat,” kata Benny Mamoto dalam video viral yang beredar di media sosial.

Benny juga menyebutkan bahwa tidak ada yang janggal dalam peristiwa meninggalnya Brigadir J.

“Tidak ada (kejanggalan dalam peristiwa itu),” ujar Benny.

Namun, baru-baru ini pernyataan Benny tersebut terbantahkan dari hasil penyelidikan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

“Bharada E tidak jago menembak. Baru latihan menembak pada Maret 2022,” ujar Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu. (pojoksatu-red)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan