JABAREKSPRES.COM – Warga bumi dihararapkan berhati-hati, pasalnya minggu (31/7) nanti, diperkirakan Sampah antariksa milik Cina berupa roket bekas dengan bobot sekitar 25 Ton akan jatuh kembali ke Bumi.
Objek langit yang merupakan roket inti ini berasal dari proyek Long March 5B.
Para peneliti di Center for Orbital Reentry and Debris Studies (CORDS) The Aerospace Corporation menyebut Potensi jatuhnya badan roket tersebut tak terkendali.
Berdasarkan analisis dari data pelacakan yang dikumpulkan oleh Jaringan Pengawasan Luar Angkasa Angkatan Luar Angkasa AS, badan roket diperkirakan akan memasuki atmosfer Bumi pada Minggu 31 Juli 2022, pukul 14.30 WIB.
Namun perkiraan itu terus diperbarui dan disesuaikan dengan kondisi terkini kebradan roket tersebut. Para peneliti juga menganggap masih terlalu dini untuk memprediksi di mana roket Cina akan jatuh.
Jika dilihat berdasarkan orbitnya, puing akan masuk kembali ke Bumi di suatu tempat antara 41 derajat Lintang Utara dan 41 derajat Lintang Selatan.
Hal yang perlu diketahui bahwa tidak semua benda akan terbakar di atmosfer.
“Umumnya 20-40 persen dari massa benda besar akan mencapai tanah, tetapi jumlah pastinya tergantung pada desain objek,” tulis The Aerospace Corporation.
“Dalam hal ini, kami memperkirakan sekitar 5,5 hingga 9,9 ton.” tambahnya.
Bagian inti dari sebagian besar roket kelas orbital biasanya dirancang untuk jatuh atau turun kembali ke Bumi segera setelah lepas landas.
Mereka diarahkan dengan aman ke laut lepas atau di atas bagian daratan yang jarang penduduknya. Ada juga cara lain yakni mendaratkannya untuk memungkinkan penggunaan kembali, seperti Falcon 9 dan Falcon Heavy milik SpaceX.
Tapi, roket inti dari Long March 5B tembus ke luar angkasa dan mencapai orbit bersama dengan muatannya.
Roket itu menjadi menyiapkan tabrakan yang tidak terkendali saat kembali ke Bumi, yang disebabkan oleh hambatan atmosfer, dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Peneliti menyatakan objek jatuh tidak terarah juga terjadi pada dua misi Long March 5B sebelumnya.
Roket tersebut memulai debutnya pada 5 Mei 2020. Sekitar seminggu kemudian, sebuah benda yang adalah bagian dari Long March 5B jatuh secara tidak terkendali di lepas pantai barat Afrika, dekat Pantai Gading.