BANDUNG – Baru-baru ini, organisasi kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa cacar monyet atau monkeypox telah berstatus darurat.
Hal tersebut dikarenakan, hingga saat ini kasus cacar monyet telah menyebar di seluruh dunia, umumnya wilayah Eropa.
Meskipun di Indonesia belum ditemukan, pemerintah saat ini telah melakukan persiapan dalam mengantisipasi penyebaran virus cacar monyet.
Menurut Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran virus cacar monyet, pihaknya saat ini telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang ditujukan ke seluruh Kabupaten Kota.
“Kami minta untuk waspada terhadap gejalanya (cacar monyet) ke Kabupaten Kota (Dinkes). Karena penyakit cacar monyet ini memiliki gejala yang serupa dengan cacar air, yaitu bintil berair,” ujar Ryan saat dikonfirmasi, Jum’at (29/7).
Selain munculnya bintil berair, Ryan juga menjelaskan bahwa gejala dari cacar monyet akan menimbulkan nanah hingga benjolan-benjolan di area tubuh.
“Seperti di leher, ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening, dan gejala cacar monyet ini akan muncul 5 – 21 hari sejak penderitanya terinfeksi virus monkeypox,” ungkapnya
Bahkan penderitanya, lanjut dia, akan merasakan seperti demam, letih atau lemas, menggigil, sakit kepala hingga nyeri otot.
“Tapi untuk gejala awal cacar monyet dapat berlangsung selama 1 – 3 hari bahkan lebih. Dan setelah itu ruam akan muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti lengan atau tungkai,” ucapnya.
Maka, agar penyakit tersebut dapat terhindar, Ryan mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap melakukan pola hidup sehat seperti mencuci tangan hingga hindari kontak langsung dengan hewan primata yang terinfeksi.
“Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer, terutama sebelum memasak atau mengolah makanan dan sebelum makan,” imbuhnya
Sementara itu, menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjelaskan bahwa penyakit cacar monyet ini tidak seganas seperti Covid 19. Namun ia tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada meskipun hingga saat ini belum ditemukan penyebarannya.
“Apapun penyakitnya Dinkes kita (Jabar) tentu sudah siap berkoordinasi dengan pusat (Kemenkes). Dan Negara pasti mengantisipasi hal-hal seperti ini,” pungkasnya belum lama ini.