Khutbah Jumat Menyambut Tahun Baru Islam 1444 H, Semangat Hijrah di Bulan Muharram

 

اَلَمْ نَجْعَلْ لَّه عَيْنَيْنِۙ

 

وَلِسَانًا وَّشَفَتَيْنِۙ

 

وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِۙ

 

Artinya: Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata, dan lidah dan sepasang bibir? Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)

 

Berubah untuk menjadi baik memang tidak mudah. Ayat di atas dilanjutkan dengan ayat berikutnya, dimana Allah berfirman

 

فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ

 

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْعَقَبَةُ ۗ

 

فَكُّ رَقَبَةٍۙ

 

اَوْ اِطْعَامٌ فِيْ يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍۙ

 

يَّتِيْمًا ذَا مَقْرَبَةٍۙ

 

اَوْ مِسْكِيْنًا ذَا مَتْرَبَةٍۗ

 

ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِۗ

 

 

 

Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu? (yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya), atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir. Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (Al-Balad 11-17)

 

Perhatikan bagaimana dalam ayat di atas, memilih jalan baik diumpakan dengan “menempuh jalan yang mendaki dan sukar”

 

Dalam ayat lain, Allah berfirman:

 

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ

 

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,

 

Dalam tafsir Ibn Katsir, kata “kabiirah” dijelaskan maknanya sebagai “masyaqqah tsaqiilah” atau sesuatu kesulitan yang sangat berat.

 

Lalu apa makna orang yang khusyu’ dalam ayat itu. Dalam tafsir Ibn Katsir dijelaskan, Abi Talhah menjelaskan, dari Ibn Abbas, bahwa orang yang khusyu adalah “يعني المصدقين بما أنزل الله  ”, orang yang percaya dengan apa yang diturunkan Allah.

 

Maka dari ayat tersebut, jelas bahwa sebuah perubahan perlu sebuah perjuangan yang tidak mudah. Jika kita mengenang bagaimana Rasulullah SAW dan para sahabat hijrah dari Mekkah ke Madinah, kita akan menyadari betapa beratnya perjuangan beliau.

 

Maka ada beberapa hal yang dapat menguatkan semangat dan langkah kita untuk berubah

Yang pertama: memohon petunjuk/hidayah dan pertolongan kepada Allah

Dalam setiap rakaat shalat kita, kita selalu membaca surat Al-Fatihah, dimana kita menyampaikan doa kita agar kita mendapat hidayah.

 

Hidayah adalah sesuatu yang sangat mahal harganya. Batas yang memisahkan antara orang yang masuk ke surga dan neraka adalah kalimat syahadat. Kalimat syahadat, secara verbal tidaklah panjang, namun betapa beratnya untuk diucapkan jika seseorang tidak mendapat hidayah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan