Varian Siluman

 

murtadho yulian

kepada orang2 yang takjub sama tulisan mbah Pry dan Taufik Adnan Amal, yang mengklaim adanya perbedaan / versi beberapa penulisan Al Quran itu, namanya qiroat. langsung saja contohnya di Al Fatiha, ada yang nulis Maliki yaumiddin, ada Maa Liki Yauimidin (ma panjang). bedanya Ma= raja hari pembalasan, kalau Maa -= yang menguasai hari pembalasan. jadi kalau ada orang2 liberal teriak2 Al Quran itu ada banyak versi ya diemin aja. dan bersemangatlah belajar agama kepada orang2 yang bener, bukan belajar ke orang yang direkomendasikan oleh orang non muslim

 

Dismas Raka

Maksudku santai wae versi oldtestament lan versi quran pancen seje, versi sejarah bedo meneh jembatane durung ono, wis ono sing cobo mbangun tapi durung nyambung, sampeyan ojo kesusu lewat kono ndak nyemplung

 

Muin TV

Bagi kami yang muslim, Daud dan Sulaiman itu raja sekaligus nabi dan rosul. Tak perlu diperdebatkan lagi. Anda sendiri yang ngeyel. Daud dan Sulaiman itu cuma raja, nabinya Nathan. Terus aku harus bilang “waw”gitu?

 

Otong Sutisna

Aya-aya wae, pikiran tiap jalmi benteun2 ….tos atuh pak pry masalah kayakinan mah urang beda wios sami maca disway.id

 

Aji M Yusuf

Mungkin hormon kortisol pak pry meningkat sekarang karena saya berikan pertanyaan kemarin. Sampai akhirnya pak pry mundur dari debat kusir wkwk. Sementara hormon testosteron cenderung bergerak turun. Oleh karenanya hormon adrenaline yang berfungsi sebagai kontrol (harga), justru bergerak tidak terkendali. Padahal ini baru pertanyaan sepele, soal jam berapa, setelah atau sebelum apa. Baru asbabun nuzul, atau apa istilahnya. Saya tidak tau. Ini belum termasuk kenapa pola huruf tertentu, mampu memberi efek tertentu.

 

Pryadi Satriana

Tentang “Daud & Sulaiman” bukan nabi… Saya tahu akan jadi polemik. Itu bagus. Mendorong orang untuk mempelajari dan mendalami Kitab Suci. Makanya saya menyarankan utk membaca “Rekonstruksi Sejarah Al-Quran”-nya Taufik Adnan Amal sbg titik tolak utk mempelajari sejarah penyusunan Al-Qur’an. Saya ndhak mau ‘debat kusir’. Bukan di Disway tempatnya. Namun, SEANDAINYA diundang untuk membicarakan ini kajian keagamaan, di forum akademis, di institusi keagamaan seperti UIN (dulu IAIN), saya akan hadir. Itu saja yang perlu saya sampaikan untuk mengakhiri polemik ini di Disway karena memang bukan di sini tempatnya. Sekian. Terima kasih atas perhatiannya. Salam. Rahayu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan