Teks Khutbah Jumat Pasca Idul Adha 2022, Tema: Kurban dan Aqiqah Lillah

 

Dalam musnad Imam Ahmad disebutkan hadits dari Tsauban,

 

إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ وَلاَ يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلاَّ الدُّعَاءُ وَلاَ يَزِيدُ فِى الْعُمُرِ إِلاَّ الْبِرُّ

 

“Sesungguhnya hamba terhalang rezeki karena dosa yang ia perbuat. Tidak ada yang dapat menolak takdir selain doa. Umur bertambah hanyalah dengan amalan kebaikan.” (HR. Ahmad, 5:282. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini hasan. Sedangkan kalimat “sesungguhnya hamba terhalang rezeki karena dosa yang ia perbuat”, sanad hadits ini dha’if)

 

Syukur inilah yang mesti kita buktikan dengan takwa sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan,

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

 

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

 

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi akhir zaman, yang telah mendapatkan mukjizat paling besar dan menjadi pembuka pintu surga, yaitu nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga, sahabat dan setiap orang yang mengikuti salaf tersebut dengan baik hingga akhir zaman.

 

 

 

Para jama’ah shalat Jum’at yang semoga terus mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah …

 

Kita berada di awal Dzulhijjah di mana saat ini adalah waktu terbaik untuk beramal. Di antara amalan yang terbaik adalah berpuasa sunnah, dari tanggal 1-9 Dzulhijjah. Juga dianjurkan memperbanyak takbir di awal Dzulhijjah sebagaimana perintah dalam ayat.

 

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

 

“Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan.” (QS. Al Hajj: 28). Maksud ‘Ayyam ma’lumaat’ menurut salah satu penafsiran adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah.

 

Imam Bukhari rahimahullah menyebutkan,

 

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِى أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ أَيَّامُ الْعَشْرِ ، وَالأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ . وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِى أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَبِّرَانِ ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا . وَكَبَّرَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِىٍّ خَلْفَ النَّافِلَةِ .

 

Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan (ayyam ma’lumaat) yaitu 10 hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyrik (termasuk dalam ayyam ma’dudaat).” Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijah, mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin ‘Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari tanpa sanad—disebut hadits mu’allaq—, pada Bab “Keutamaan beramal di hari tasyrik”)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan