Zulhamsyah mengungkapkan, bahwa orientasi pada kegiatan agroekoeduwisata menjadi sangat penting dan signifikan untuk berkontribusi tidak saja menyelamatkan biodiversitas yang ada, tetapi juga mampu menyerap emisi rumah kaca. “Harapan kita tahun depan sudah soft launching (Agroekoeduwisata),” imbuhnya.
Sementara Resource Person dan Affliate Scientist SEAMEO Biotrop Supriyanto menambahkan, agroekoeduwisata merupakan usaha wisata untuk mempromosikan produk pertanian, konservasi lingkungan dan paket-paket pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kebahagiaan masyarakat.
“Produk agro, ada buah, sayuran, ikan dan sebagainya. Produk eko, antara lain konservasi jenis langka, ada pengelolaan limbah dan penggunaan kompos. Sedangkan edu kita kemas dalam paket-paket pembelajaran. Di sini kita punya teknologi terapan yang praktis bisa ditransfer ke masyarakat. Misalkan, paket pembelajaran hidroponik, jamur, parfum minyak aksiri dan sebagainya,” katanya.
Ditempat yang sama, Manager SITD SEAMEO Biotrop Sri Widayanti menambahkan, dalam paket pembelajaran ini juga ada butterfly sanctuary. Dimana pengunjung bisa melihat aneka ragam jenis kupu-kupu dan bisa mempelajari tentang siklus kehidupan serangga ini.
“Kita juga ada koleksi lebah tanpa sengat yang bisa dipelajari tentang budidayanya, ikan hias yang beragam yang tentunya bisa dipelajari teknik pengembiakannya agar hasilnya bagus. Dan ada belalang ranting cukup banyak di pelihara di sini, serangga ini bentuknya unik tidak terbang, ukurannya besar dan makannya daun jambu,” terangnya.
Dalam agenda workshop yang membahas rencana penyusunan rencana strategis dan rancangan (masterplan) pengembangan Agro-Eco-Edu-Tourism mengundang pejabat tinggi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Pendidikan Kebudayaan Ristek.
Selain itu, pembicara terkemuka dari universitas di Asia Tenggara, seperti University Putra Malaysia, Universitas Kasetsart-Thailand, dan Philippine Center for Environmental Protection and Sustainable Development (PCEPSDI-Filipina), IPB University dan perwakilan dari sekolah kejuruan di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
“Kegiatan ini diikuti lebih dari 400 peserta yang hadir melalui platform zoom online dari 11 negara meliputi Algeria, Bahrain, Kambodja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Philippina, Vietnam, Laos, Timor Leste dan Thailand,” tutup Koordinator Workshop Agroekoeduwisata Rhomi Ardiansyah.*** (YUD)