Konser Swaraya Merusak Lingkungan, DPRD Kota Bogor Panggil Pengelola Kebun Raya Bogor

BOGOR – Pasca konser Swaraya yang berlangsung tiga hari (24, 25 dan 26 Juni 2022) di salah satu area Kebun Raya Bogor (KRB) menuai polemik. Alhasil, DPRD Kota Bogor bakal memanggil pihak pengelola KRB.

Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto menyayangkan sebuah acara di Kebun Raya Bogor yang diharapkan bisa memberikan apresiasi karya seni dan meningkatkan perekonomian itu justru menambah polemik.

“Konser Swaraya selama tiga hari yang digelar di Kebun Raya Bogor itu rupanya berujung kritik dan polemik. Mulai dari masalah keberadaan kelestarian lingkungan maupun dalam sisi identitasnya sebagai budaya Bogor yang harus dijunjung tinggi. Saya kira ini harus diperhatikan, kita kembali kan lagi fungsi KRB yang lama, terutama konservasi ekologi dan budaya,” kata Atang, Selasa (28/6).

Politisi PKS itu menegaskan, komisi di DPRD Kota Bogor terkait akan memanggil pihak pengelola Kebun Raya Bogor untuk memastikan fungsi konservasi lingkungan dan budaya di Kota Bogor.

“Ya, harus segara pihak KRB memperbaiki kerusakan yang ada, harus kembali seperti semula. Dan bahkan lebih baik lagi,” tegas Atang.

Konser Swaraya tersebut memang menjadi magnet tersendiri bagi para pecinta musik, terlebih fans para musisi yang manggung disana. Sejak hari pertama hingga hari ketiga, konser Swaraya yang menghadirkan sejumlah artis dan band ternama selalu dipadati penonton.

Meski diguyur hujan, para penonton tetap setia berada dilokasi. Hingga kondisi lapangan rumput menjadi becek dan berlumpur. Hal itu berdampak pada lingkungan atau kawasan KRB yang rusak usai Konser Swaraya itu digelar.

Sementara itu, General Manager Corporate Communication dan Security PT MNR Kebun Raya Bogor Zaenal Arifin menjelaskan, Konser Swaraya merupakan salah satu program kampanye untuk mendekatkan diri kepada generasi muda melalui bahasa yang mudah diterima oleh mereka.

Pada program ini, kata dia, pesan konservasi dan edukasi dikemas sehingga mudah diterima oleh mereka.

“Pertunjukan musik bukan yang utama yang paling penting pesan konservasi yang disampaikan, pembagian bibit tanaman, kultur jaringan, dan anggrek serta edukasi tumbuhan yang utama,” ungkapnya. (yud)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan