Lorong gang permukiman di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sukamulya itu tampak dipenuhi dengan lukisan penuh warna tentang topik literasi. Di ujung gang, tampak satu bangunan sederhana yang hangat, dengan satu perosotan anak di halamannya, tempat masyarakat bergotong royong mengembangkan diri.
Arvi Resvanty, Jabar Ekspres
Nonih Suarsih menyambut wartawan dengan hangat meski terlihat jelas dari raut wajahnya ia tengah letih dan baru saja menyelesaikan kegiatan yang padat di sore hari itu. Nonih merupakan, Ketua TBM Sukamulya Cerdas, sekaligus penggiat literasi di kawasan tersebut. Bersama rekan relawan lainnya, ia memberikan sarana kepada masyarakat untuk tumbuh.
Berdiri sejak 2003, TBM ini hanya memiliki satu lantai serta tidak begitu luas, meski begitu TBM Sukamulya berhasil memberikan banyak manfaat kepada masyarakat sekitar. Berbagai kegiatan non-formal seperti Pendidikan anak usia dini, Keaksaraan, kesetaraan dan TBM dibawah naungan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dilaksanakan dengan menggandeng berbagai pihak.
Tidak hanya memberikan pelatihan literasi bagi warga yang belum bisa membaca, tetapi pihaknya turut memfasilitasi warga yang ingin belajar bersama, mengasah berbagai kemampuan.
“Karena kita suka dengan buku, kita itu enjoy aja gak memikirkan ini kegiatannya dana berapa,” jelas Nonih kepada Jabar Ekspres belum lama ini.
Berawal dari 2005 pelatihan untuk warga sudah mulai berjalan, berawal dari fokus home industry. Nonih beserta rekan relawan lain menggelar pelatihan kewirausahaan seperti pelatihan tata boga, membina cara mengelola uang, sehingga warga bisa membuka usaha baru. “Diberi tahu bahannya apa modalnya segini dan pemasaranya kemana. Kita mengenalkan ke masyarakat seperti itu,” ucapnya.
Meski di tempat ini kecil, beber Nonih, TBM Sukamulya Cerdas selalu dipenuhi masyarakat. Karena mereka antusias untuk mengikuti pelatihan dan mengikuti pemberian materi dari Nonih beserta relawan lainnya.
Sejak 2014 peningkatan pembelajaran mulai menggeliat. Pelatihan seni desain, mulai digencarkan di TBM ini. “Contohnya disediakan pelatihan desain grafis, dari pelatihan desain grafis ini bisa ada yang bikin mug, bikin kaos, ada yang kerja di percetakan, ada juga pelatihan untuk desain cover buku. Kelihatan (hasilnya) dengan yang ikut pelatihan disini sudah pada kerja,” tutur Nonih