BANDUNG – Wali Kota Bandung, Yana Mulyana turut menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya seorang suporter (bobotoh) Persib Bandung, Asep Ahmad Solihin yang meregang nyawa akibat terjebak saat para penonton berdesakan di pintu masuk stadion.
Kejadian tersebut pun meninggalkan luka bagi dunia sepakbola. Asep yang sempat pingsan ini pada akhirnya harus kehilangan nyawa saat mengantre hendak menonton klub kesayangannya, Persib Bandung, bertanding lawan Persebaya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Jumat (17/6).
“Saat ini saya mewakili pemerintah Kota Bandung takziah ke tempat ini, menyampaikan belasungkawa atas musibah yang terjadi kepada Bobotoh pada saat pertandingan tadi malam,” ucapnya seusai menyambangi kediaman almarhum Asep, pada Sabtu (18/6).
“Kita yakini bahwa ini memang kodarullah dan tadi Alhamdulillah pihak keluarga sudah menerima musibah ini. Kodarullah ini sebagai takdir Allah dan ikhlas menerima musibah ini,” ujar Yana.
Yana mengaku, saat ini dirinya masih belum bisa memberikan komentar terkait tragedi yang Asep. Dia menyerahkan seluruhnya kepada panitia pelaksana (panpel) pertandingan yang menyelenggarakan.
“Mengenai ini karena mungkin yang lebih berkompeten yang menyampaikan itu Panpel, tapi mudah-mudahan jadi pelajaran,” imbuhnya.
Lantaran, lanjut Yana, selama dua tahun ini Persib Bandung tidak melakukan pertandingan di kandang. Mungkin hal tersebut juga yang memunculkan euforia yang luar biasa dari para Bobotoh.
“Mudah-mudahan tidak terjadi lagi hal seperti ini mari kita doakan Almarhum wafat dalam keadaan Husnul khatimah,” jelasnya.
“Dan kita doakan juga Persib tetap bisa menjalani kompetisi pramusim ini sehingga bisa menjadi juara dan mudah mudahan jadi hadiah buat kita semua,” ujar Yana.
Kendati demikian, Yana mengaku, kapasitas stadion itu sebetulnua minimal 75 persen. Hal ini berlandaskan ketetapan Satgas Covid-19, bahwa Kota Bandung masuk ke dalam PPKM Level 1.
“Tapi kelihatanya dari laporan yang disampaikan tadi malam itu kapasitasnya melebihi, nah ini yang mungkin dievaluasi oleh panitia pelaksana,” paparnya.
“kami bisa memaklumi euforia selama dua tahun tidak ada pertandingan. Pasti semua bobotoh ingin menyaksikan langsung. Tapi kalau kita semua bisa mentaati aturan, tertib dan kondusif, mudah-mudahan akan jauh lebih baik,” pungkasnya. (zar)