Jabarekspres.com – 15 tahun blokade Israel menyebabkan 80 persen anak-anak di Gaza menderita depresi, sedih, dan takut. Data ini diterbitkan oleh Save the Children.
Penting untuk diketahui, blokade Jalur Gaza yang dimulai pada Juni 2007, sangat mempengaruhi kondisi ekonomi wilayah tersebut.
Tidak hanya itu, sekitar 800.000 anak Gaza tidak pernah mengenal kehidupan tanpa blokade, dan situasi yang mengancam jiwa.
Kini nasib penduduk di Jalur Gaza memprihatinkan imbas dari 15 tahun diblokade oleh Israel. Sehingga, berdampak luar biasa pada kesehatan mental penduduknya. Terutama anak-anak.
Menurut laporan yang dirilis Save the Children mengungkapkan, 4 di antara 5 anak di Jalur Gaza mengalami depresi. Itu setara dengan 80 persen.
Gejala yang dialami mayoritas anak merasa ketakutan, cemas, berduka, dan sedih. Lalu, anak-anak yang mengalami masalah psikologis itu menunjukkan gejala seperti mengompol, enggan berbicara dengan orang lain, dan sulit berkonsentrasi.
’’Bukti fisik dari penderitaan mereka itu mengejutkan dan harus menjadi peringatan bagi komunitas internasional,’’ kata Direktur Save The Children untuk wilayah pendudukan Palestina Jason Lee, dikutip Al Jazeera.
Dalam laporan berjudul Trapped itu, Save The Children mewawancarai 488 anak serta 168 orang tua dan pengasuh di Jalur Gaza. Penelitian serupa pernah mereka lakukan pada 2018.
Blokade yang terjadi sejak Juni 2007. Hingga kini, ada sekitar 800 ribu anak di wilayah Jalur Gaza yang lahir dan hidup dalam blokade Israel.