SUMEDANG – Yayasan Pendidikan Al Masoem akan terapkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan sistem tatap muka 100 persen pada tahun ajaran baru.
SMA Al Masoem yang berlokasi di Jalan Raya Rancaekek, Bandung-Garut tepatnya di Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang itu diketahui menjadi tempat pendidikan formal berbasis agama Islam.
Panitia Penerimaan Calon Siswa (PPCS) SMA Al Masoem, Ayi Mirajul Muminin menyampaikan, pada PPDB 2022 ini para siswa ajaran baru akan langsung melakukan KBM secara offline atau tatap muka.
“Karena memang sudah ada penetapan juga kalau di Jawa Barat PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) itu level 2,” kata Ayi kepada Jabar Ekspres saat ditemui pada Minggu (5/6).
Dia menerangkan, meski PPKM sudah level 2, untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dalam kegiatan KBM di Yayasan Pendidikan Al Masoem tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Kedisiplinan juga kita tekankan untuk membentuk karakter siswa, disamping menerapkan nilai-nilai Keislaman,” ujar Ayi.
Dia menjelaskan kegiatan KBM di Yayasan Pendidikan Al Masoem sudah dilakukan 100 persen tatap muka, maka ketika calon siswa mulai belajar pada tahun ajaran baru otomatis langsung menerapkan sistem belajar PTM.
Sementara itu, Ayi mengaku, tak terlalu khawatir dalam menghadapi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022.
Menurutnya, sebagai sekolah swasta, guna bisa bersaing dengan pendidikan lain termasuk negeri, kualitas hingga fasilitas perlu menjadi perhatian termasuk ciri khas dalam mendidik serta membentuk karakter siswa.
Tujuannya, disamping agar bisa menghasilkan lulusan-lulusan berprestasi dan membanggakan, dikatakan Ayi, juga supaya mendapat kepercayaan masyarakat.
“Kita tidak terlalu khawatir karena beda segmen (antara negeri dengan swasta) walaupun tetap kita jadi perhatian,” ucap Ayi.
“Apalagi sekarang aturan zonasi untuk negeri ditambah jaraknya, itu sedikitnya akan mempengaruhi swasta,” tambahnya.
Dia menerangkan, untuk saat ini yang menjadi unggulan Yayasan Pendidikan Al Masoem disamping menciptakan suasana belajar yang nyaman, yaitu kedisiplinan jadi nilai Keislaman.
“Supaya siswa terbentuk karakter dan disiplin. Kita pakai sistem poin, kalau melanggar aturan misal telat masuk dikasih poin yang di sini poinnya itu semakin banyak semakin tidak bagus,” tuturnya.