BANDUNG – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung kembali menemukan lima ekor sapi yang positif terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK), sehingga pemantauan rutin ke beberapa daerah dengan menguji sample gencar dilakukan.
Kadispangtan Kota Bandung, Gingin Ginanjar, mengatakan saat ini dari kelima hewan ternak yang terpapar PMK satu ekor mati dan satu ekor lainnya dipotong bersyarat. Sedangkan tiga lainnya masih diisolasi.
“Dari 14 ekor itu 5 ternyata terkonfirmasi positif sejak tanggal 23 Mei, dan perkembanganya dari 5 itu, 1 ekor mati karna kondisinya semakin parah. Kemudian 1 ekor lagi dipotong bersyarat karena si peternak khawatir tidak tertolong dan menyebar ke yang lain,” jelas Gin gin saat dihubungi, Kamis (2/6).
Gin Gin menambahkan, kasus baru ini ditemukan di Babakan Ciparay, dengan mengambil sample 10 persen dari koloni. “Awal kasus PMK itu ada di Babakan Ciparay terduga ada 50, tapi kita ambil sample itu 14 ekor. Karena syaratnya 10 persen dari koloni. Jadi dari 5 ekor itu tersisa 3 ekor, kondisinya hari ini masih dalam perawatan,” bebernya.
Sedangkan saat disinggung mengenai penambahan di daerah lain, Gin Gin memaparkan pihaknya sudah melakukan pengambilan sample dan masih menunggu hasil.
“Dua hari lalu kita dapat kabar ternyata ada (terduga PMK) di wilayah Cisurupan. Ada sapi perah dan sapi potong, kemarin pagi sudah dilakukan pengambilan sample oleh Balai Veteriner Subang jadi untuk di Cisurupan diambil 4 sample, 2 sapi perah dan 2 sapi potong, tinggal nunggu hasilnya biasanya 2 hingga 3 hari,” imbuhnya.
Di Wilayah Bandung Kulon, ungkap Gin Gin, terdapat juga laporan terduga PMK, untuk itu Dispangtan turut melakukan pengambilan sample. “Ada 5 ekor yang dijadikan sample oleh Balai Veterine kemarin, hasilnya tinggal menunggu,” tuturnya.
Dispangtan, kata dia, akan terus memperketat pemantauan. “Kita dari dinas sampai hari ini pun kita berkeliling kegiatan rutin ke semua peternak bahkan sekarang lebih diperketat lagi, kita periksa semua kalau ada peternak punya 50 ekor yah kita periksa semuanya,” papar Gin Gin.
Jika ada indikasi gejala, ungkapnya, pihaknya akan segera melapor ke Balai Veteriner, penggunaan teknologi aplikasi Informasi Sistem Kesehatan Hewan Nasional (ISIKNAS) turut diberlakukan. Jika ada laporan terduga PMK, tim akan segera mengambil sample ke daerah tersebut. (mg6/wan)