Jabarekspres.com — Susi Pudjiastuti menyerukan bahwa kita mesti mengubah gaya hidup sebagai bagian dari mitigasi perubahan iklim.
Perubahan iklim adalah fakta di depan mata kita. Kita mungkin bisa mengabaikannya, namun kita tidak akan bisa mengabaikan konsekuensinya.
Suka atau tidak, percaya atau tidak, perubahan iklim itu sudah dan sedang terjadi hingga sekarang.
Perubahan iklim menjadi salah satu permasalahan utama dunia sekarang yang menuntut pemecahan cepat dan segera mungkin.
Pasalnya, perubahan iklim itu sedang bergerak menjadi bencana iklim. Artinya, itu merupakan bahaya bagi seluruh manusia.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), belum lama ini telah menerbitkan laporan yang memuat beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengentaskan masalah global tersebut, dilansir dari Euro News Green, Senin (04/04/2022).
Dalam laporan tersebut IPCC menyatakan bahwa kita wajib mengurangi separuh emisi sebelum tahun 2030 guna menghindari dampak bahaya akibat perubahan iklim.
Para ilmuwan yang terhimpun dalam lembaga serius menangani krisis iklim itu menegaskan bahwa kita belum terlambat untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5°C pada tahun 2030.
Mengubah gaya hidup menjadi bagian terpenting untuk menekan laju perubahan iklim yang sudah mengkhawatirkan ini.
“Perubahan iklim telah/harus kita alami dan jalani. Konsekuensinya (maka) pola hidup kita pun harus berubah, (seperti) mencintai alam, menanam pohon keras/tanaman pangan, jangan buang sampah sembarangan. Mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia, dll. Hijaukan lingkungan kita dan jaga kebersihan.” cuit Susi Pudjiastuti dalam akun Twitter miliknya, Senin (30/5/2022).
Gaya hidup dan pola kebiasaan manusia menjadi penyebab utama perubahan iklim, seperti overconsumption, produksi polusi industri, sampah plastik, dsb.
Jadi, seruan mantan Menteri Perikanan dan Kelautan itu merupakan hal yang mendesak jika kita tidak menginginkan dampak paling buruk dari krisis iklim.
Masalah perubahan iklim ini memang sudah seharusnya mendapatkan perhatian serius bagi pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan radikal untuk menekan krisis perubahan iklim.
Sudah seharusnya pemerintah membuat kebijakan yang ramah lingkungan, seperti penanaman pohon secara masif, mengolah dengan tepat sampah rumah tangga, serta menekan penggunaan bahan kimiawi dan sampah plastik.