BANDUNG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat menyebut 3 permasalahan yang sering terjadi pada saat pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Jawa Barat.
Menurut Wakil ketua Komisi V DPRD Jabar, Abdul Hadi Wijaya menjelaskan, permasalahan yang pertama biasanya terjadi sebelum pelaksanaan PPDB dimulai.
“Permasalahan sebelum PPDB seperti itu kecurangan atau pelanggaran dari aturan PPDB, misalnya pemalsuan data alamat, KK (Kartu Keluarga), kemudian penambahan nilai raport. Dan ini sering terjadi sebelum PPDB, bahkan di tahun lalu juga ada,” jelas Hadi saat dihubungi Jabar ekspres Senin (23/5).
Selain itu, Hadi juga menilai kecurangan tersebut dapat terjadi pada saat masuk pelaksanaan PPDB.
Yang dimana, ia mengungkapkan, biasanya kecurangan dapat terlihat dari adanya pemalsuan jarak antara rumah dengan sekolah dikarenakan PPDB saat ini menggunakan sistem zonasi.
“Yang kedua, pada masuk PPDB-nya. Misalkan, ada kecurangan atau kongkalingkong (persekongkolan) seperti lokasi yang harusnya jaraknya 2 Km, dengan ada penumpangan maka disebutnya 200 meter (jarak rumah dengan sekolah),” ujarnya.
Dan yang terakhir, menurut Hadi, pada saat pasca pengentrian data-data PPDB. Yang dimana ia mengatakan, sering terjadi adanya jual beli kursi kosong yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
“Misalnya ada kursi kosong satu rombel 32 kursi, kemudian dijadikan 34 atau 36 (kursi). Atau bisa jadi diperjualbelikan oleh oknum, baik itu orang dari sekolah atau di luar sekolah,” imbuhnya.
Agar hal tersebut tidak terjadi di pelaksanaan PPDB Tahun 2022 ini, Hadi berharap masyarakat dapat melaporkan kasus tersebut jika terjadi adanya kecurangan saat pelaksanaan PPDB.
Selain itu juga, ia meminta kepada pihak panitia PPDB untuk sigap dalam melakukan pengawasan dan memperhatikan betul terhadap pelaksanaan PPDB tahun 2022 ini
“Ini diharapkan masyarakat dapat melaporkan. Jadi artinya, di sini ada semacam desk pelaporan yang mudah diakses oleh masyarakat, dan juga semua panitia PPDB itu harus sigap dan diperhatikan betul di semua level. Kemudian dimasyarakat juga harus penuh kehati-hatian,” tuturnya. (Mg4/wan)