Penemuan batu bersejarah di Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung melahirkan situs Candi Bojong Menje yang diduga berkaitan dengan Kerajaan Kendan yang ada di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.
Bandung, Yanuar Baswata, Jabar Ekspres
Penemuan bangunan atau catatan bersejarah baik yang berusia di abad ke 6 hingga sebelum masehi, menjadi penanda bahwa orang-orang zaman dahulu mempunyai peradaban.
Adanya sebuah peradaban di berbagai wilayah, banyak melahirkan budaya, kepercayaan hingga keilmuan yang seiring waktu terus berkembang.
Di wilayah Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, sempat ditemukan pecahan-pecahan batu yang membentuk sebuah Candi dengan usianya diprakirakan mencapai ribuan tahun.
Temuan batu bersejarah itu tepatnya berlokasi di Dusun Bojong Menje, RT01 RW02, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek.
Melalui penelusuran Jabar Ekspres, pecahan batu dari bangunan Candi yang ditemukan di Dusun Bojong Menje tersebut, kini dinilai sebagai situs bersejarah dan termasuk dalam kategori cagar budaya.
Perlu diketahui, cagar budaya merupakan warisan yang bersifat kebendaan, baik berupa bangunan hingga kawasan yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya.
Pelestarian cagar budaya perlu dilakukan sebab memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan hingga keagamaan.
Karenannya, pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden (PP) Nomor 1 Tahun 2022 tentang Registrasi Nasional dan Pelestarian Cagar Budaya.
Adapun situs Candi tersebut, saat ini dijaga dan diurus oleh Dadang Nugraha dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang Banten.
Pada pukul 14.15, Jabar Ekspres bertemu Dadang. Mengenakan seragam BPCB berwarna biru tua dan dipadukan totopong yang terikat di kepala, Dadang menceritakan awal mula ditemukannya situs bersejarah Candi di Dusun Bojong Menje.
“Waktu ditemukan awal gak sengaja karena posisi di sini lagi ada kerja bakti warga,” kata Dadang kepada Jabar Ekspres sambil menghadap ke tumpukan batu bersejarah.
Kedua tangan Dadang tak pernah diam, sesekali menunjukkan titik lokasi penemuan batu dan tak jarang digerakkan seakan mengajak Jabar Ekspres ikut membayangkan penggambaran sebuah bangunan Candi.
“Disebut Candi karena saat ditemukan pas tahun 2002 itu memang posisinya membentuk bangunan Candi, jadi bukan sembarang batu yang tertimbun tanah,” ujar Dadang lalu menyulut sebatang rokok filter yang dia ambil dari saku celana kanan.