BANDUNG – Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) dan Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) digelar oleh Bank Indonesia untuk keempat kalinya, dengan kolaborasi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Trans Convention Center Bandung.
Event yang mengangkat tema “Green Growth Economy” ini akan digelar pada 14 sampai 16 Mei 2022. KKJ menampilkan berbagai produk UMKM seperti fashion, kriya, craft, kopi, teh, kuliner serta pariwisata khas Jawa Barat.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono mengaku bahwa pada event tahun ini sangat terlihat peningkatan yang signifikan. Pasalnya, berbagai pemangku kepentingan turut berkolaborasi dalam penyelenggaraan acara ini.
“Saya pribadi merasa senang karena ini digagas 2019, ketika kami pertama kali menjadi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat,” ujarnya kepada wartawan di Trans Convention Center Bandung, Sabtu (14/5).
“Tapi yang paling kerennya karena ini sudah ada koordinasi dari berbagai macam pemangku kepentingan, termasuk Dekranasda sejak tahun 2021, saya pikir acara ini menjadi semakin bagus,” sambungnya.
KKJ dan PKJB ini, ujar Doni, berperan sebagai event road to KKI (Karya Kreatif Indonesia) yang nanti akan diselenggarakan 27 Mei 2022. “Jadi ini merupakan benchmark atau contoh sejak 2019 yang ditiru di seluruh indonesia, Provinsi Jawa Barat lah yang paling utama, yang paling pertama yang mengadakan KKJ ini,” ucapnya.
Doni menambahkan, bahwa Bank Indonesia akan selalu mendukung penyelenggaraan program ini.
“Tentunya kami dari Bank Indonesia akan terus mensupport. Apalagi ini temannya sama dengan G20, green economy. Ini merupakan hal yang positif bagi kita semua,” bebernya.
Tak hanya itu, Doni turut menyoroti pertumbuhan ekonomi triwulan pertama yang mencapai 5,61 persen.
“Kami apresiasi kepada pak gubernur karena tadi saya sempat melihat ekonominya tumbuh 5,61 persen triwulan ini, yaitu lebih tinggi dari nasional yang merupakan 5,01 persen. Kita patut berbangga,” imbuhnya.
Untuk nasional, kata Doni, pertumbuhan 5 persen itu sudah cukup bagus. Pertumbuhan ekspor dan nilai persentase vaksinasi memainkan peran penting dalam peningkatan ini. “Yang saya lihat baiknya itu adalah ekspornya, yaitu ada 17 persen. Yang bagusnya lagi, tadi seperti yang saya bilang, game changernya adalah vaksin,” paparnya.