JAKARTA – Nama Jakarta Internasional Stadion (JIS) kembali jadi sorotan. Pasalnya, nama stadion maha karya Anies Baswedan itu dinilai menggunakan bahasa Inggris.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono menilai seharusnya Anies Baswedan menggunakan nama lama untuk JIS, yakni Stadion Bersih Manusiawi Wibawa (BMW).
“Harusnya (kembali pakai nama BMW), ketentuan UU kan seperti itu, karena harus mendukung bahasa Indonesia. Balik kembali ke nama BMW oleh Pak Foke (Fauzi Bowo),” kata Gembong kepada wartawan, Rabu (11/5).
Kata dia, nama BMW punya makna tersendiri yang dipakai oleh Gubernur Fauzi Bowo atau Foke saat menjabat Gubernur DKI pada tahun 2008 silam.
“Penamaan Stadion BMW itu oleh Pak Foke. Kenapa BMW? Kan menandakan itu adalah ikon Jakarta saat itu,” ucapnya.
Gembong lalu menilai Anies yang menggunakan nama dengan bahasa Inggris agar ingin terkesan memiliki intelektual tinggi.
“Memang kesan yang ingin dibangun Pak Anies kesan intelektual. Bahwa dengan bahasa Inggris kesan intelektualnya tinggi. Tapi, dalam konteks membangun bahasa persatuannya rendah,” kata Gembong.
Anggota Komisi A DPRD DKI itu mengatakan, harusnnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
“Kita harus mewariskan itu ke anak cucu kita. Kita harus bangga bahasa persatuan kita, dan bahasa komunikasi. Kita harus menggunakan bahasa persatuan yang baik,” ucap Gembong.
“Jadi, memang bahasa persatuan itu yang menyatukan kita, seluruh elemen bangsa Indonesia. Maka itu harus junjung tinggi, dan itu harus jadi kebanggaan kita,” pungkasnya.
Kritik serupa datang dari politikus Partai Solidaritas Indonensia (PSI), Anggara Wicitra mengatakan seharusnya penamaan JIS mengacu pada UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
Adapun kewajiban penggunaan bahasa Indonesia termaktub dalam Perpres 63 Tahun 2019.
“Kan ada aturannya yang mengatur itu, yang kita harus pahami bahwa JIS itu memang stadion yang dibangun pakai APBD berarti secara aturan harus mengikuti penamaan harus menggunakan bahasa Indonesia jadi perlu ada penyesuaian,” ujar Anggara.
Selain itu, politikus PSI ini mengimbau sebaiknya penamaan JIS menerapkan sistem voting. Hal ini dilakukan sebagai bentuk partisipasi publik terhadap stadion tersebut.