Jabarekspres.com – Masyarakat di Tanah Air mungkin sudah tidak asing lagi dengan adanya tradisi mudik di Indonesia yang setiap tahun sekali selalu menjadi aktivitas rutin.
Tradisi mudik di Indonesia ini memang selalu jadi sorotan sejumlah pihak tak terkecuali dari luar negeri. Pasalnya, pemandangan tak biasa selalu mewarnai momen tersebut.
Masyarakat baik tua muda bahkan rela berdesak-desakan hingga bermacet-macetan demi bisa mudik ke kampung halaman usai menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Banyak cara juga dilakukan masyarakat agar mudik. Baik itu melalui jalur darat, udara, hingga laut dengan harapan dapat berkumpul dengan sanak saudara dan keluarga.
Bila mengamati aktivitas mudik ini, dalam setiap tahunnya kendaraan roda dua atau motor menjadi armada utama dipilih masyarakat untuk bisa pulang ke kampung halaman.
Lantas kapan tradisi mudik di Indonesia mulai berkembang dan populer? Yuk kita ulas sama-sama sejarah dan juga beragam fenomenanya yang pernah terjadi di Tanah Air.
Melansir laman Bobo, Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Silverio Raden Lilik Aji Sampurno mengatakan tradisi mudik ini sudah ada sejak zaman Majapahit dan Mataram Islam.
Sejarah mudik bermula dari kekuasaan Majapahit yang luas hingga Sri Lanka dan Semenanjung Malaya.
Luasnya kekuasaan inilah yang menyebabkan sang Raja menempatkan pejabat di berbagai daerah untuk menjaga wilayah kekuasaan.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Mataram Islam untuk menjaga wilayah kekuasaan.
Suatu waktu, pejabat-pejabat itu pulang untuk menghadap Raja dan mengunjungi kampung halaman.
Sedangkan di Mataram Islam, pejabatnya pulang secara khusus ketika Idulfitri datang.
Kedua hal itulah yang menjadi asal mula tradisi mudik di Indonesia.
Sekitar tahun 1970, istilah mudik makin terkenal di Indonesia. Mudik dijadikan sebuah tradisi yang dilakukan oleh perantau di berbagai daerah untuk kembali ke kampung halamannya.
Hal ini karena pada saat itu kota-kota besar seperti Jakarta berkembang pesat dan memiliki lapangan pekerjaan yang banyak.
Karena itulah banyak orang pergi ke kota untuk bekerja dan meninggalkan daerah asal dan kampung halamannya.