Donor Darah Saat Puasa? Aman Kok

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika dan dipublikasi pada American Journal of Epidemiology mendapatkan bahwa orang yang melakukan donor darah secara rutin ternyata akan mengurangi risiko terkena serangan jantung hampir 88 persen dibandingkan orang yang tidak melakukan donor darah.

Selain itu, saat kita akan mendonorkan darah atas proses pemeriksaan yaitu berupa pemeriksaan tekanan darah dan hemoglobin, selain itu darah yang kita donasikan juga diperiksa untuk beberapa virus menular seperti virus hepatitis B, hepatitis C dan virus HIV.

“Sehingga kita juga mendapatkan mini check up untuk proses pemberian donor darah ini,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, waktu yang tepat untuk donor darah adalah menjelang buka dan sesudah buka puasa serta yang terpenting yaitu syarat-syarat menjelang pengambilan darah pada donor telah terpenuhi.

Syarat untuk danor darah sesuai Palang Merah Indonesia antara lain umur 17-65 tahun, TD (sistolik 170-100, diastolik 70-100), Hb (12,5 -17 mg/dl), tidak demam (suhu <37,5) dan BB > 45 kg terpenuhi.

Selain itu tentunya bagi pasien dengan penyakit kronis seperti penyakit jantung dan paru-paru kronis dan menderita penyakit yang dapat menularkan infeksi kepada orang lain seperti hepatitis B, C, HIV dan sifilis tidak boleh melakukan donor darah.

“Tidak ada donor tidak ada darah. Darah adalah hidup buat pasien yang memang membutuhkan,” pungkasnya. (jawapos)

Tinggalkan Balasan