Agama Vladimir Putin Diungkap Media New York

Agama Vladimir Putin Diungkap Media New York – Banyak media Barat mengecap Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai durjana. Klerus atau rohaniwan Ukraina pun menstigmakan pemimpin Negeri Beruang Merah itu kerasukan setan.

Memang saat ini Putin merupakan presiden di negara yang menjadi ahli waris terbesar Uni Soviet itu. Pada masa Perang Dingin, Uni Soviet merupakan negara utama kekuatan blok komunis.

Tentu saja Uni Soviet tidak mengakui Tuhan. Sebagai pengagung marxisme, negara yang akhirnya bubar pada 26 Desember 1991 itu menganggap Tuhan merupakan buah pikiran manusia.

Putin yang kini berusia 70 tahun itu juga produk Uni Soviet. Dia pernah berkarier sebagai intelijen di Komite Keamanan Negara atau Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB).

Saat Boris Yeltsin memimpin Rusia, pemimpin yang gemar mabuk itu menunjuk Putin menjadi direktur Dinas Keamanan Negara (FSB). Lembaga itu merupakan institusi intelijen penerus KGB.

Vladimir Putin merupakan sosok yang ber agama. Dia dibesarkan di keluarga penganut Gereja Ortodoks.

Putin juga kerap terlihat mengenakan kalung salib. Pada 19 Januari 2018, pria yang berulang tahun setiap 7 Oktober itu mencelupkan dirinya ke Danau Seliger di Tver dalam rangka perayaan Epifani.

Majalah TIME pernah mewawancarai Putin pada 2007. Media yang berbasis di New York, Amerika Serikat, itu menanyakan tentang peran kepercayaan pada kepemimpinan Putin.

Saat itu, mantan tentara dengan pangkat terakhir letnan kolonel tersebut memberikan jawaban ambigu.

“Pertama dan paling utama, kita harus diatur oleh akal sehat, tetapi akal sehat harus didasarkan pada prinsip-prinsip moral terlebih dahulu,” ujarnya.

Menurut Putin, mustahil memisahkan moralitas dari nilai-nilai religius. Namun, dia mengaku tak akan memaksakan pandangannya kepada orang-orang yang punya pendapat berbeda.

TIME pun bertanya apakah Putin percaya pada Tuhan Yang Mahatinggi. Namun, mantan perdana menteri Rusia tersebut enggan memberi jawaban pasti.

“Ada hal-hal yang saya yakini, yang dalam posisi saya, tidak seharusnya dibagikan ke publik luas untuk konsumsi semua orang,” katanya. (JPNN-red)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan