BNPB Ingatkan Masyarakat Untuk Waspadai Cuaca Ekstrem di Bulan Ramadan

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencaana (BNPB) mengingatkan kepada Masyarakat Indonesia agar mewaspadai cuaca ekstrem yang akan terjadi selama bulan Ramadan.

Cuaca ekstrem tersebut diperkirakan akan terjadi karena peralihan musim dari hujan ke kemarau.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, masyarakat diharapkan tetap waspada  mengingat sejumlah wilayah di Indonesia sudah mulai memasuki musim pancaroba.

“Beberapa tempat di Indonesia sudah mulai masuk musim pancaroba, di mana karakteristik utama didominasi oleh cuaca ekstrem, baik itu angin kencang dengan atau tanpa hujan,” katanya, Jumat, 1 April 2022.

Dikatakannya, cuaca ekstrem, puting beliung maupun hujan intensitas tinggi dengan durasi pendek masih berpotensi terjadi hingga pertengahan Ramadhan pada April tahun ini.

“Tetapi tentu saja tidak mengurangi kewaspadaan kita di beberapa tempat yang masih memungkinkan terjadinya hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi panjang,” katanya.

Agar aktivitas masyarakat tetap aman, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk membiasakan diri melihat prakiraan cuaca terutama di bulan Ramadan

“Melihat prakiraan cuaca ini kita biasakan, dan mulai kita coba menjadi gaya hidup sehingga kita bisa tahu apabila kita berencana beraktivitas di luar ruang kita tahu apakah akan terjadi cuaca ekstrem, hujan petir dan lain-lain,” tuturnya.

Jika terjadi cuaca ekstrem, masyarakat diminta untuk menghindari pohon besar, papan reklame maupun tiang listrik yang besar.

“Karena ini adalah potensi risiko yang bisa berakibat pada luka maupun fatalitas,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Abdul Munhari juga mengimbau bagi masyarakat yang berada di sempadan sungai dan lereng untuk segera melakukan evakuasi mandiri jika terjadi hujan deras dengan waktu lebih dari satu jam secara terus-menerus.

“Di beberapa tempat di bagian utara Kalimantan, bagian utara Sulawesi jika terjadi hujan deras dengan waktu lebih dari satu jam secara terus-menerus dan jarak pandang kurang dari 50 hingga 100 meter maka bagi masyarakat yang ada di sempadan sungai dan lereng segera untuk evakuasi mandiri,” katanya.

Setelah hujan berhenti, lanjut dia, masyarakat diminta untuk tetap menunggu satu hingga dua jam untuk memastikan tidak adanya kenaikan abnormal dari muka air di sungai.(fin/rit)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan