Jabarekspres.com — FIFA merupakan suatu badan sepak bola tertinggi di dunia yang bermarkas di Zurich.
Saat ini FIFA tentu sedang menghadapi agenda besar sepak bola tertinggi, yakni Piala Dunia Qatar yang akan dimulai dalam tempo waktu dekat.
Di samping antuasiasme besar Piala Dunia Qatar, saat ini isu yang sedang hangat dibicarakan adalah rencana mereformasi kalender sepak bola dunia.
Adapun reformasi kalender itu berupa peluncuran turnamen-turnamen baru tingkat internasional, yang tidak hanya Piala Dunia atau Kejuaraan Sepak Bola Eropa.
Dalam beberapa agenda mendatang, FIFA akan menggodok kejuaraan sepak bola baru usai pagelaran akbar Piala Dunia di Qatar, dilansir dari MARCA.com, Rabu (30/03/2022).
Sebelumnya, federasi sepakbola dunia itu merencanakan untuk mengatur ulang jadwal Piala Dunia menjadi dua tahun sekali. Namun, rencana tersebut mendapat keberatan karena dianggap akan melelahkan.
Kendati demikian, FIFA telah mencari alternatif untuk membuat olahraga sejuta umat ini menjadi makin meriah.
Adapun agenda alternatif itu berupa gelaran Liga Bangsa-bangsa dan piala dunia antar klub. FIFA kemungkinan besar akan mencanangkan agenda-agenda tersebut dalam kalender sepak bola dunia.
Saat ini Undian Piala Dunia Qatar sedang menjadi magnet besar dalam menarik perhatian dunia olahraga global. Namun, di samping itu, isu usulan FIFA untuk mereformasi kalender dalam roadmap badan sepak bola dunia itu juga tengah hangat diperbincangkan.
Liga Bangsa-bangsa taraf global disebut-sebut sebagai opsi yang paling memungkinkan. Adapun kejuaraan tersebut berupa partisipasi semua konfederasi sepak bola dunia dalam satu perhelatan olahraga sepak bola yang sama.
Opsi tersebut merupakan alternatif yang sekarang ini mungkin menjadi preferensi pertama kongres FIFA perihal perubahan kalender sepak bola, yang akan mulai berlaku pada tahun 2024.
Adapun agenda Piala Dunia Antarklub itu mesti mangkrak akibat pandemi Covid-19. Namun, usulannya masih mejeng di atas meja perundingan FIFA.
Sebenarnya edisi pertama Piala Dunia Antarklub sudah direncanakan berlangsung di China pada tahun 2021. Namun, pandemi Covid-19 melumpuhkan rencana tersebut. Tetapi gagasan itu akan dihidupkan kembali dalam kerangka negosiasi yang dimiliki semua pihak yang terlibat.
