Jabarekspres.com — Bank Dunia pada tahun kemarin merilis laporan angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia yang hasilnya menunjukkan tren penurunan, dilansir dari Databoks.katadata.co.id, Sabtu (11/9/2021).
Bagaimanapun, menurut laporan dari Bank Dunia tersebut, masih ada sebanyak 2,4 per 100 penduduk Indonesia memilih untuk bunuh diri. Dengan kata lain, ada dua orang melakukan bunuh diri dari 100 ribu penduduk di Indonesia.
Sulit sekali membayangkan apa sebenarnya motif, misalnya, seorang artis, atau bahkan anggota keluarga, atau teman, memilih untuk bunuh diri.
Banyak faktor yang menyebabkan kenapa seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka sendiri.
Berikut ini merupakan 9 penyebab kenapa seseorang memilih untuk bunuh diri, dilansir dari VERYWELLMIND.com.
- Mental Illness
Penyakit kejiwaan ini memicu seseorang untuk mengakhiri dirinya sendiri tanpa perencanaan dan lebih berupa dorongan spontan.
Penyebab umumnya biasanya adalah karena depresi berat. Depresi berat ini membuat seseorang merasakan sakit hebat secara emosional sehingga membuatnya kehilangan harapan.
Alhasil, ia memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri karena tidak ada cara lain yang bisa dilakukan.
Selain depresi, beberapa penyakit kejiwaan yang dapat memicu seseorang untuk mengakhiri hidupnya sendiri antara lain: gangguan bipolar, gangguan kepribadian ambang (BPD), gangguan makan, dan skizofrenia.
- Stres Traumatik
Seseorang yang memiliki pengalaman traumatik, termasuk pelecehan seksual saat masa kanak-kanak, pemerkosaan, kekerasan fisik, atau trauma perang, memiliki risiko lebih besar untuk bunuh diri.
Seseorang dengan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) atau beberapa insiden traumatik berisiko tinggi mengakhiri hidupnya sendiri.
Pasalnya, depresi sering menyusul usai seseorang mengalami trauma dan mereka yang mengalami PTSD. Tindakan mengakhiri hidup pun berangkat dari perasaan tidak berdaya dan putus asa.
- Pengaruh Narkoba
Penggunaan zat adiktif, seperti narkoba dan alkohol, juga dapat memicu seseorang untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Pengaruh zat adiktif itu membuat seseorang lebih mengikuti dorongan spontan dan cenderung bertindak berdasarkan keinginan mereka tanpa pertimbangan sadar.
Tingkat penggunaan zat dan gangguan penggunaan alkohol juga lebih tinggi di antara orang-orang dengan depresi dan gangguan psikologis lainnya.