Penyakit lain adalah traction alopecia. Kondisi itu terjadi karena rambut terlalu ditarik. Sehingga akar rambut tak kuat menyangga dan akhirnya terjadi kerontokan.
”Ada juga male pattern baldness. Ini paling sering terjadi dan disebabkan genetik dan turunan, lalu gangguan hormon. Bedanya di polanya, kalau laki-laki pasti bagian kepala ke atas. Rambutnya mengecil, kalau sudah sampai hilang semua sulit tumbuh lagi dan (kepala) menjadi licin,” terang Dewi.
Kerontokan dan kebotakan juga bisa disebabkan infeksi menular seksual (IMS). Penyakit sifilis disebut Dewi paling banyak ditemukan menjadi penyebab utama dari kerontokan dan kebotakan.
”Ada penyakit sifilis primer sekunder yang jadi penyebabnya. Rambutnya rontok. Kalau terus menerus bisa botak. Kemudian ada moth eaten alopecia, bentuknya banyak botak kecil dan banyak di kepala,” kata Dewi.
Dia menjelaskan, penyakit yang paling sering ditemukan adalah telogen effluvium. Pasien mengalami kerontokan parah. Biasanya, pasien mengalami kerontokan namun tak sampai mengalami kebotakan.
”Ini biasa muncul pada penyakit kronis seperti infeksi berat, atau demam tinggi, usai operasi, dan usai melahirkan,” tutur Dewi.
Dewi menambahkan, beberapa hal bisa dilakukan untuk mencegah kebotakan. Di antaranya dengan mengurangi stres. Kemudian juga menghindari diet.
”Kerontokan bisa juga karena diet. Mikronutrien yang berkurang. Diet ketat karena kekurangan zinc biotin itu juga bisa jadi rontok. Kekurangan nutrisi itu bisa (rontok),” pungkas Dewi. (jawapos)