Sejarah Jalan Nana Rohana dan Holis Kota Bandung

Pasukan Inggris yang tiba di Bandara Andir secara langsung menyerang pasukan republik, namun mendapat perlawanan sengit dari kaum republik. Kaum republik berhasil menembus sebuah gereja di Jalan Fokker yang ternyata menjadi markas musuh. Mereka pun disambut dengan rentetan senjata mesin musuh, kaum republik kembali berhamburan ke jalanan, kemalangan mereka bertambah karena amunisinya habis. Pada pertempuran itu tewaslah NANA ROHANA seorang pejuang Hizbulloh, dan MAJA seorang anggota PBRI, sedangkan SALKON WIGENA yang berasal dari TKR hanya terluka dan dibawa ke Rumah Sakit Immanuel di bilangan Situsaeur.

Keesokan harinya pada tanggal 24 Maret 1946, pasukan republik sedang bersiap untuk menyerang bandara Andir dengan menghancurkan pertahanan musuh di jalan Fokker terlebih dahulu. Menjelang siang hari, sebuah gereja yang dikuasai musuh berhasil diambil alih oleh pasukan republik setelah sebelumnya menembak mati dua tentara yang menguasai senjata mesin oleh Oyo Jayatmaja dari HIzbullah dengan bantuan pasukan Salkon Wigena dari TKR. Tentara yang luput dari serangan kemudian kabur menuju bandara Andir.

Selanjutnya pasukan republik melewati rel kereta api, sebagiannya mengelilingi bandara dan juga ada yang memotong kawat berduri. Semuanya berada pada posisinya masing-masing menunggu komando dari pimpinan. Semua pasukan republik sangat menaati perintah atasannya, tak satupun yang berani menyerang tanpa adanya perintah atasan terlebih dahulu. Namun hingga menjelang sore, tak ada sinyal perintah penyerangan.

Pertempuran fokkerweg ini merupakan salah satu pertempuran besar yang terjadi selama 3 hari dan 3 malam. Untuk memperingati peristiwa heroik tersebut, Pemerintah Kota Bandung mendirikan Tugu Peringatan di ujung Jalan Garuda, dengan simbol senjata Bren (Senjata Mesin ringan) yang menghujam kedalam tanah yang bermakna para pejuang harus selalu menaati perintah atasan dan bukan karena takut pada musuh. Namun merupakan simbol kedisiplinan tentara dan taat perintah. Jalan Fokkerpun diganti namanya menjadi Jalan Garuda berdasarkan Sidang Perwakilan Rakyat Kota Bandung pada tanggal 3 Maret 1950 dan tanggal 28 April 1950.

Sumber:

  1. AJD Preangerbode. 1950. Perubahan Nama Djalan-djalan di Bandung. 33 Halaman.
  2. Sulasman. 2014. The Role of Hizbullah in the Time of Indonesian Revolution in Bandung, 1945-1946. SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, 7 (1) Mei 2014
  3. Suryanagara, Ahmad Mansur. 1996. Pemberontakan PETA di Cileunca Pangalengan Bandung Selatan. Yayasan Wira Patria Mandiri Jakarta. 300 Halaman.

Tinggalkan Balasan