Merayakan Hari Puisi Sedunia lewat Seniman Besar Jawa Barat

Saini KM “melahirkan” penyair-penyair lewat “kolom siswa puisi” bernama Pertemuan Kecil di harian umum Pikiran Rakyat. Di kolom itu Saini KM “mengasuh” para penyair lewat kritik atau penilaian-penilaian secara “ilmu puisi”. Barangkali inilah yang membedakan guru Saini KM dengan guru Umbu atau “atau guru-guru puisi lainnya.

ND memberikan komentar mengenai figur guru Saini KM:

“Di Indonesia ada juga ‘guru puisi’ yang lain, misalnya Saini KM, yang mengelola rubrik puisi Pertemuan Kecil di harian Pikiran Rakyat (Bandung). Di situ, setiap Selasa, paling tidak sepanjang 1980-an hingga pertengahan 1990-an, ia memuat sajak-sajak para penyair muda, menulis esai-komentar tentang itu seraya membawa sejumlah konsep persajakan—rima, puisi lirik, balada, enjambement, misalnya.”

Dengan begitu, Saini KM mendidik para penyair muda dengan “kurikulum”. “Para siswa” belajar dengan memperhatikan kritik berupa kekurangan dan kelebihan yang “si guru” sampaikan di Pertemuan Kecil.

Soni Farid Maulana lantas mengatakan:

“Saini memang merupakan seorang guru yang patut diteladani jejak langkahnya dalam berkesenian. Dari tangannya lewat rubrik Pertemuan Kecil yang diasuhnya itu, “lahir” sejumlah penyair yang karya-karyanya cukup diperhitungkan.”

Ia menyebut bahwa “para siswa puisi” Saini KM yang kemudian menjadi penyair “yang karya-karyanya cukup diperhitungkan” antara lain: Acep Zamzam Noor, Beni Setia, Juniarso Ridwan, Agus R. Sardjono, Cecep Syamsul Hari, Nenden Lilis Aisyah, Ook Nugroho, Ahda Imran, Ahmad Syubbanuddin Alwy, dan Wan Anwar, dan bahkan ada nama Nirwan Dewanto.

Terlepas dari sistem belajar si guru dan murid di Pertemuan Kecil, Soni tetap mendudukkan posisi Saini KM sejajar dengan Umbu Landu Paranggi:

“Kedudukan Saini pada satu sisi sama dengan kedudukan Umbu Landu Paranggi, yang dari tangannya banyak ‘melahirkan’ para penyair. Dari tangan Umbu antara lain ‘lahir’ Emha Ainun Nadjib, mendiang Linus Suryadi Ag., Imam Budhi Santoso…” ungkap Soni.

Dengan demikian, Jawa Barat pun rupanya mempunyai tokoh “luhur” dalam dunia kesenian, seni sastra khususnya. Namun, sejauh mana penyair-penyair muda di Jawa Barat yang mengetahui karya guru “taman siswa puisi” Pertemuan Kecil itu?

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan