Meski dengan cara yang salah, dia meyakini kematian anak-anaknya adalah jalan terbaik.
“Saya ingin menyelamatkan anak-anak saya biar enggak hidup susah. Enggak perlu ngerasain sedih. Harus mati biar enggak sedih kayak saya,” ujar pelaku.
Dia mengaku selama ini kurang kasih sayang. Dia mengaku sudah tidak sanggup lagi hidup dengan ekonomi yang pas-pasan.
Ia juga mengatakan bahwa ia tidak mengalami gannguan kejiwaan ia juga mengaku bahwa sang suami adalah seorang penggguran (sering ngaggur).
(Republika)