BANDUNG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung menyebutkan, curah hujan tinggi yang terjadi pada Maret bakal terus terjadi sampai April mendatang di Bandung Raya. Lalu, kondisi tersebut berangsur menurun dan landai diperkirakan pada bulan Mei.
Hal demikian disampaikan Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu. Menurutnya, penyebab kondisi tersebut bisa terjadi lantaran aktivitas monsun yang masih kuat di wilayah Bandung Raya.
Lalu, gerak semu matahari yang berada di ekuator dan menuju ke utara, sehingga suhu muka laut (SST) di wilayah Jawa Barat menjadi hangat, sehingga kelembapan udara (RH) menjadi tinggi.
“Variasi dari Monsun, SST, dan labilitas atmosfer lokal menyebabkan wilayah Bandung Raya yang berada di dalam cekungan menjadi daerah pertumbuhan awan hujan (Cb) yang aktif,” tulisnya dalam pesan singkat yang diterima wartawan Jabar Ekspres, Selasa (15/3).
Dirinya menambahkan bahwa dampak yang perlu diwaspadai masyarat yakni bencana hidrometrologi, antara lain:
1. Hujan disertai angin kencang (Maret).
2. Hujan es.
3. Banjir genangan maupun bandang.
4. Angin puting beliung (April).
5. Tanah longsor.
“Diharap selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi meningkatkannya kejadian hidrometrologi seperti dijelaskan di atas. Bagi masyarakat yang berada di perkotaan/jalan raya, diharap waspada karena perubahan kondisi atmosfer sangat dinamis,” jelasnya.
Apabila terlihat cuaca mendung, lanjut Teguh, maka segera berlindung di dalam gedung yang kokoh, hindari berlindung di bawah pohon atau tempat yang terbuka lainya.
“Adapun masyarakat yang tinggal di dataran rendah, waspadai potesi terjadinya banjir genangan. Dan bagi masyarakat yang berada di wilayah perbukitan, tingkatkan kewaspadaan terhadap adanya potensi longsor dan angin kencang,” pungkasnya. (zar)