Jabarekspres.com – Perdana Menteri China Li Keqiang pada hari Jumat menyebut situasi di Ukraina sebagai hal yang “mengerikan”. Ia lantas mengatakan bahwa Beijing akan memberikan bantuan dan akan mengambil “peran positif” untuk krisis yang sedang terjadi di Ukraina, di samping terus menolak untuk mengkritik Rusia, dilansir dari Euronews.com, Jumat (11/03/2022).
Beijing masih mengambil sikap keberpihakan pada Rusia dalam konflik tersebut, dan masih menolak gempuran Rusia itu sebagai invasi. Di sisi lain, Washington menuduh Beijing membantu menyebarkan berita palsu dan disinformasi yang dilancarkan Moskow.
Beijing telah menawarkan untuk menjadi fasilitator pembicaraan antara kedua pihak. Bagaimanapun negara pesaing Amerika itu masih tidak bisa dianggap sebagai pihak yang netral.
“Kami mendukung dan mendorong semua upaya guna menciptakan situasi-kondisi yang kondusif untuk penyelesaian krisis secara damai,” kata Li kepada wartawan pada konferensi pers tahunan.
“Tugas mendesak sekarang adalah mencegah ketegangan meningkat atau bahkan lepas kendali,” pungkasnya.
Beijing minggu ini mengatakan mengirim bantuan kemanusiaan berupa makanan dan kebutuhan sehari-hari senilai $791.000 (€720.000) ke Ukraina sambil terus menentang sanksi terhadap Rusia atas invasi dan berjanji untuk melanjutkan perdagangan normal dan kerjasama ekonomi dengan Moskow.
Li, yang sebagai pemimpin China No. 2 di belakang Xi Jinping, yang bertanggung jawab untuk mengawasi ekonomi terbesar kedua di dunia itu, berbicara setelah penutupan sesi tahunan legislatif China. Dia mengatakan China masih menentang sanksi karena hal tersebut akan “melukai pemulihan ekonomi dunia.”
“China siap melakukan upaya konstruktifnya sendiri dalam menjaga perdamaian dan stabilitas dunia serta mempromosikan pembangunan dan kemaslahatan,” kata Li.
Dia juga mengulangi pernyataan China bahwa hal tersebut sejalan dengan “kebijakan perdamaian luar negeri yang independen,” dan “menjaga bahwa kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati.”
“Tujuan dan prinsip piagam PBB harus dipatuhi dan masalah keamanan yang sah dari semua negara harus ditanggapi dengan serius. Atas dasar itu, China memiliki penilaiannya sendiri dan akan bekerja dengan komunitas internasional untuk memainkan peran positif.”
Dengan demikian, China masih bersikukuh menegaskan posisinya dari awal. Di satu sisi, salah satru negara adidaya itu terus menyerukan perundingan damai antara Kyiv dan Moskow. Di sisi lain, China harus tetap mempertahankan hubungan dengan Moskow yang sudah terjalin dengan baik.