Jabarekspres.com – Jawa Barat termasuk salah satu provinsi penyumbang ekonomi kreatif terbesar di Indonesia.
Jawa Barat menjadi provinsi pengekspor ekraf paling besar pada tahun 2015 dengan nilai mencapai 33,56% dan menyumbang sekitar US$ 6,5 miliar dari keseluruhan ekspor ekraf nasional, berdasarkan data dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dilansir dari databoks.katadata.co.id, Kamis (18/04/2018)
Dengan demikian, ekraf mempunyai potensi besar guna mendukung perekonomian nasional. Bekraf kembali mencatat bahwa produk domestik bruto (PDB) ekonomi yang muncul dari terobosan kreatif telah mencapai Rp1,009 triliun pada tahun 2017 meningkat daripada tahun 2016 yang sebesar Rp922,59 triliun.
Tentunya ekonomi kreatif pun tetap menjadi sektor ekonomi penting di tengah pandemi seperti sekarang. Tantangannya pun berbeda. Dengan begitu, Jawa Barat tetap berusaha memaksimalkan ekraf untuk membantu perekonomian nasional.
Kabupaten Sumedang adalah salah daerah di Jawa Barat yang mendorong ekraf tetap berkreasi dan berinovasi.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Sumedang Mulya Suryadi S.Pd MK. menyerukan agar para pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Sumedang menjadi lebih inovatif dalam menggali berbagai peluang yang berpotensi mendongkrak ekonomi.
Mereka dianggap memiliki peran besar untuk membangun basis ekonomi, khususnya di Sumedang. Apalagi saat ini, pemerintah sedang gencar melakukan pemulihan ekonomi akibat hantaman pandemi Covid-19.
Menurutnya, pelaku ekraf lebih potensial untuk mengembangkan perekonomian.
Mulya Suryadi atau akrab disapa Ute mengatakan, sektor ekraf saat ini menjadi perhatian serius pemerintah pusat. Oleh karenanya, pelaku ekonomi kreatif berkesempatan luas untuk mendapatkan dukungan mengembangkan inovasi dan kreativitasnya.
“Banyak sektor ekraf di Sumedang. Mudah-mudahan bisa berkolaborasi sehingga bisa menumbuhkan gairah pengembangan ekonomi kreatif,” ujarnya kepada Sumeks, belum lama ini.
Ute menyatakan, di Sumedang ada beberapa sub sektor pelaku ekraf yang sudah menunjukkan eksistensinya. Diharapkan, sub sektor tersebut bisa mengembangkan potensinya masing-masing.
“Jika saling mendukung, tentunya akan saling menguatkan. Misal sajian kopi difoto dengan kemasan yang menarik atau divideo dengan kreatif, bisa menarik minat konsumennya,” tuturnya.
Selain itu, tempat yang unik dan ada nilai kreatifitasnya juga bisa menjadi salah satu penunjang daya tarik.