Keterlaluan! Daging Ayam Busuk Diarahkan untuk Dibeli Oleh Penerima BPNPT di Cianjur

CIANJUR – Sejumlah keluarga penerima manfaat dari Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur kecewa dengan daging ayam busuk yang dijual oleh E-Warong.

Selain itu para penerima manfaat mengaku untuk pembelian sembako diarahkan kepada E Warong yang sudah ditunjuk oleh pihak Desa.

Salah seorang KPM asal Kampung Cigombong, Desa Sindangresmi yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan, dirinya mengaku kecewa karena daging ayam busuk dijual di E Warong itu.

“Iya sudah Daging ayam busuk. Makanya saya lebih baik batal karena dagingnya juga busuk,” ucapnya.

Selain kecewa karena daging ayam busuk, dia juga menyesalkan karena komoditi yang diperlukan KPM di warung sembako yang diduga diarahkan pihak desa tidak tersedia.

Sehingga menurutnya, banyak warga yang pulang dengan tangan kosong meski uang bantuan sosial tunai (BST) BPNT yang diterimanya sudah diserahkan ke pihak warung.

“Daging ayamnya tidak tersedia, jadi kan nanti kalau nunggu tersedia saya harus balik lagi, dan itu ada biayanya lagi. Soalnya jarak dari rumah saya jauh,” ujarnya saat diwawancara di depan warung tempat mereka belanja.

Hal senada juga dikatakan KPM lainnya, Wati (bukan nama sebenarnya), menurutnya, kalau pun memang harus diarahkan minimal komoditi yang ada di warung harus komplit dengan harga tidak lebih mahal dari pasar.

“Kalau misalkan diarahkan ke agen yang sesuai, harus komplit barangnya. Kemudian harganya pun harus sesuai dengan yang di pasar,” katanya.

Sementara itu, pemilik warung sembako yang enggan disebutkan namanya, membenarkan perihal daging busuk tersebut.

Menurutnya, busuknya daging ayam di warung miliknya lantaran adanya keterlambatan pengiriman daging dari pemasok.

“Kendalanya karena telat pengiriman, daging juga bau, jadi warga gak mau. Untuk sekarang juga belum dibagikan, paling besok (hari ini, red),” ucapnya.

Terkait dengan uang KPM untuk pembelian yang sudah diberikan, dirinya mengungkapkan, tidak dilakukan pengembalian melainkan diganti dengan komoditi lain yakni telur.

“Uang yang sudah diberikan gak diberikan lagi, tapi diganti sama telur, karena mereka juga tidak keberatan. Cuma itu doang gak ada yang lain lagi,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan