Jabarekspres.com – Untuk kali pertama Uni Eropa akan memasok perlengkapan militer seperti persenjataan bagi negara yang sedang berada di tengah ketegangan perang.
Pemimpin Uni Eropa Von der Leyen mengatakan dalam pertemuan resmi bahwa blok Eropa tersebut akan mengucurkan dana untuk memasok perlengkapan perang bagi tentara Ukraina yang tengah bertempur dengan militer Rusia.
Kepala Komisi Eropa Von der Leyen juga mengatakan bahwa dukungan itu merupakan respon apresiatif bagi warga sipil Ukraina yang turut berjuang mempertahankan tanah airnya dari invasi Rusia.
“Untuk pertama kalinya, Uni Eropa akan membiayai pembelian dan pengiriman senjata dan peralatan lainnya ke negara yang sedang diserang,” ungkapnya via akun Twitter miliknya, Minggu (27/02/2022).
“Saat perang di Ukraina pecah, dan penduduk sipil Ukraina berjuang dengan berani untuk negara mereka, Uni Eropa sekali lagi meningkatkan dukungannya untuk Ukraina dan sanksi terhadap agresor – Rusia yang dipimpin Putin,” pungkas von der Leyen.
Dukungan perlengkapan perang juga akan diberikan oleh Presiden Kanada Justin Trudeau. Ia berkata bahwa Kanada akan menyuplai kebutuhan-kebutuhan militeristik bagi Ukraina.
”Untuk membantu rakyat Ukraina mempertahankan diri, kami akan mengirim mereka perlengkapan militer tambahan yang dibutuhkan – termasuk kacamata penglihatan malam, pelindung tubuh, masker gas, dan helm,” ungkap Presiden Kanada Justin Trudeau lewat akun Twitter miliknya, Senin (28/02/2022).
Sebelumnya Kanselir Jerman Olaf Scholz juga telah mengkonfirmasi dukungan berupa bantuan perlengkapan perang bagi Ukraina, yakni 1.000 senjata anti-tank dan 500 rudal, dilansir dari euronews.com, Minggu (27/02/2022).
Selain dukungan bagi Ukraina berupa tambahan pasokan militer, negara-negara Eropa, khususnya negara-negara anggota Uni Eropa juga menambah sanksi bagi Rusia.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Uni Eropa Ursula pada Minggu malam Di antaranya adalah penambahan sanksi berupa pelarangan jaringan media Rusia seperti Russia Today dan Sputnik untuk bisa on air di blok Eropa tersebut
“Media-media di bawah pemerintah Rusia seperti Russia Today dan Sputnik, beserta perusahaannya, tidak akan bisa menyebarkan kebohongan untuk membenarkan perang Putin,” cuit Presiden Uni Eropa Ursula.
Ia juga menyebut bahwa UE sedang mengembangkan alat untuk meredam disinformasi menyesatkan dan beracun (toxic) di Eropa.