Oleh: Ateng Kusnandar Adisaputra
PARA pembaca setia Harian Umum Jabar Ekspres, mungkin pernah menerima postingan di media sosial berisi cerita salah satu jenis minuman. Yang menceritakan, ada 3 kaleng minuman yang diproduksi di pabrik yang sama, dibuat dengan bahan yang sama.
Kemudian ketika tiba saatnya datang sebuah mobil truk ke pabrik membawa kaleng-kaleng minuman tersebut, untuk didistribusikan ke banyak tempat berbeda.
Tempat yang pertama adalah super market lokal, kaleng minuman tersebut, diturunkan kemudian dipajang di rak bersama minuman jenis lainnya, minuman tersebut diberi harga Rp. 4.000.
Tempat distribusi yang kedua adalah pusat perbelanjaan besar, disana minuman tersebut diturunkan dan ditempatkan di kulkas agar dingin untuk memberikan kenikmatan yang lebih untuk para pembelinya, satu kaleng minuman tersebut dijual dengan harga Rp. 7.500.
Kemudian pemberhentian terakhir adalah hotel bintang lima, kaleng-kaleng minuman tersebut diturunkan dan ditempatkan di lemari pendingin, tetapi hanya dikeluarkan sesuai dengan pesanan pelanggan. Kaleng minuman tersebut, dikeluarkan dengan gelas kristal cantik berisi es batu, disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka minuman tersebut dan menuangkannya ke dalam gelas dengan sopan saat menyajikan kepada pelanggan. Satu gelas minuman tersebut diberi harga Rp. 60.000.
Sekarang pertanyaanya adalah mengapa? ketiga kaleng minuman tersebut memiliki harga yang berbeda? padahal diproduksi di tempat yang sama, dibawa oleh mobil truk yang sama, dan memiliki rasa yang sama, tetapi harganya berbeda. Dari cerita tersebut, jawabannya adalah lingkungan, lingkungan lah yang membuat 3 minuman tersebut berbeda harganya.
Lingkungan berbicara tentang suasana, lingkungan berbicara tentang relationship, lingkungan berbicara tentang daya dukung. Cerita dari minuman yang dijual di 3 tempat yang berbeda tersebut, sangat menginspirasi kita semua, dan mari kita hubungkan dengan budaya organisasi di tempat kerja.
Suasana Kerja
Setiap organisasi atau perusahaan biasanya memiliki sistem atau ciri khas masing-masing yang disebut dengan budaya organisasi. Budaya organisasi biasanya melibatkan seluruh pengalaman, filosofi, ekspektasi, dan seluruh nilai didalamya. Sehingga, budaya organisasi ini akan direflesikan melalui kegiatan para pegawai dalam bekerja, mulai dengan interaksinya sesama pegawai, dengan orang lain, cara bekerjanya, dan ekspektasi di masa yang akan datang.