Jabarekspres.com – Melalui keterangannya di akun resmi Facebook Presiden Ukrania mengumumkan sedikitnya 137 orang termasuk tentara dan warga sipil tewas pada hari pertama intervensi Rusia di Ukraina
Dilansir aa.com.tr, Volodymyr Zelenskyy memberikan data sejumlah korban tewas melalui pesan video di Facebook, melalui kantor berita resmi Ukraina Ukrinform.
Zelesnskyy mengatakan, sejumlah kelompok tentantara tak dikenal telah memasuki ibukota Ukraina Kyiv.
Dia meminta masyarakat agar berhati-hati dan mengikuti aturan jam malam yang telah diberlakukan.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menandatangani dekrit pada Jumat pagi untuk mobilisasi umum penduduk agar melakukan perlawanan atas agresi Rusia.
Mileter Ukraina memastikan pertahanan negara akan melakukan perlawanan terhadap agresi rusia berdasarkan usulan Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina.
Mobilisasi akan dilakukan diberbagai wilayah Ukrania dalam waktu 90 hari sejak Jumat, tambah pernyataan itu.
Presiden Ukrania juga telah mewajibkan Wajib militer kepada seluruh penduduk Ukrania dan akan memenuhi seluruh kebutuhan pertahanya di negara itu.
Menurut pernyataan itu, Kabinet Ukraina akan “menyediakan dana dan mengambil langkah-langkah lain yang terkait dengan pengumuman dan pelaksanaan mobilisasi umum.”
Dinas Keamanan Ukraina akan mengambil tindakan kontra intelijen selama mobilisasi umum.
Sejarah Konfilk Ukrania
Sebelumnya, Intervensi militer Rusia dimulai ketika terjadi Revolusi Maidan pada Februari 2014 lalu.
Rusia secara ilegal mencaplok wilayah Krimea dan separatis mendeklarasikan kemerdekaan di wilayah Donetsk dan Luhansk di Donbas di Ukraina timur. Kedua daerah itu memiliki populasi etnis Rusia mayoritas.
Ketika bentrokan meletus antara pasukan separatis yang didukung Rusia dan tentara Ukraina, pernah mengadakan Perjanjian Minsk 2014 dan 2015 ditandatangani di Moskow.
Akan tetapi perseteruan antar keduanya masih saja terjadi dengan berbagai pelanggaran kesepakatan.
Sebanyak 14.000 orang telah tewas dalam konflik di Ukraina timur. Ketegangan pun mulai meningkat akhir tahun lalu ketika Ukraina, AS, dan sekutunya menuduh Rusia mengumpulkan puluhan ribu tentara di perbatasan dengan Ukraina.
Mereka mengklaim bahwa Rusia sedang bersiap untuk menyerang tetangga baratnya, tuduhan yang secara konsisten ditolak oleh Moskow.