JAKARTA – Meski di masa Pademi Covid-19 Keberadaan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menunjukan kinerja positif.
Untuk itu, pada 2022 Kinerja Himbara diproyeksikan harus Kembali ‘Hijau; untuk mengatrol pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Wakil Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listyanto mengatakan jika dilihat tren pertumbuhan ekonomi pada awal tahun ini, capai kinerja Himbara cukup baik.
‘’Dilihat dari sisi profitabilitas kinerja diprediksi akan lebih baik daripada tahun 2021,’’ucap Eko dalam keterangannya, Kamis, (24/2).
Eko menilai, Himbara bisa mengambil peluang dari ketidakpastian ekonomi di tataran domestik maupun global.
The Fed rate, gejolak harga minyak dunia, hingga tensi politik memanas di Eropa disebabkan konflik Ukrania dan Rusia bisa memicu naiknya suku bunga.
Akan tetapi, kondisi ini tidak akan berdampak luas terhadap perkembangan suku bunga di Indonesia. Terlebih bank-bank yang tergabung di Himbara memiliki likuditas melimpah.
“Himbara bisnisnya kan sektor keuangan, punya brand bagus, akan dapat potensi keuntungan yang lebih besar,”cetus Eko.
Sejauh ini, secara total keuntungan laba Himbara pada 2021 mencapai Rp72,05 triliun sepanjang 2021.
Laba yang dibukukan pada 2021 itu melesat 78,06% jika dibandingkan dengan perolehan pada 2020 yang hanya memperoleh Rp40,34 triliun.
Jika dirinci pada 2021, BRI mampu mencetak laba sebesar Rp30,76 triliun, Bank Mandiri Rp28,03 triliun, BNI Rp10,89 triliun dan BTN menyumbang laba senilai Rp2,37 triliun.
Eko berharap, Himbara tetap dengan peran utamanya sebagai penggerak sektor riil melalui penyaluran kredit atau pembiayaan.
Dengan begitu, sumbangsih Himbara pada pertumbuhan ekonomi nasional pun dapat terus meningkat.
Pemerintah juga harus terus memberikan support dan arahan agar Himbara mampu melakukan penyaluran kredit dan pembiayaan lebih besar lagi ke depan.
‘’Penyaluran kreditnya pun bisa lebih merata, misalnya dari skala UMKM hingga perusahaan besar atau korporasi,’’katanya. (red).