SUMEDANG – Hingga hari ini produsen dan pedagang tahu tempe masih melakukan mogok jualan dan mogok produksi, namun karena aksinya tersebut tak sukses menurunkan harga kedelai, maka beberapa pedagang dan produsen tahu di Sumedang memilih untuk menaikkan harga jual tahunya mulai besok, Kamis (24/2)
Kenaikan harga jual tahu tersebut untuk menyiasati agar produsen tidak mengalami kerugian, karena biaya produksi naik. imbas dari harga bahan baku yang jadi mahal.
Di Kabupaten Sumedang, ada pabrik sekaligus restoran tahu yang memproduksi tahu hingga siap jual. Restoran tersebut berada di Jalan Sebelas April Kota Sumedang, yaitu Tahu Saribumi.
Pemilik Tahu Saribumi Rudi menuturkan langkanya minyak goreng dan adanya kenaikan harga kacang kedelai menyebabkan perajin tahu Sumedang akan menaikkan harga.
“Hari Kamis akan dimulai kenaikan harga tahu,” ujar pemilik tahu Saribumi Rudi kepada sumeks, Selasa (22/2).
Dijelaskan, di Kabupaten Sumedang banyak sekali para pedagang tahu skala kecil yang mengeluh tentang naiknya harga minyak goreng. Mereka berharap pemerintah untuk bisa memecahkan persoalan itu.
“Sementara di daerah lain ada produksi tahu dan tempe yang melakukan mogok kerja sampai tiga hari. Mereka melakukannya secara serentak agar Kementerian Perdagangan bisa melakukan campur tangan terhadap produksi kacang kedelai import,” jelasnya.
Ditegaskan, Rabu (23/4) nanti perajin tahu Sumedang akan melakukan libur produksi tahu karena untuk persiapan kenaikan harga pada ke’esokan harinya.
“Hari Rabu (23/2) di perajin tahu Sumedang akan tutup sehari saja untuk persiapan kenaikan harga esoknya,” katanya.
Dijelaskan, ada beberapa perbedaan dari harga yang ditentukan, yaitu jika di restoran atau rumah makan besar akan adanya kenaikan penjualan tahu sebesar Rp 1000. Tetapi, untuk pedagang kecil akan dikenakan kenaikan sebesar Rp 800. Di sana terlihat jelas perbedaan yang terjadi karena dari ukuran tempat juga berbeda. (sje/rit)