SUMEDANG – Kelangkaan minyak goreng di berbagai daerah termasuk di wilayah Kabupaten Sumedang cukup dikhawatirkan masyarakat. Pasalnya, keberadaan minyak goreng menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat khususnya bagi para pedagang yang memproduksi makanan menggunakan minyak goreng.
Menyikapi hal tersebut, Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Sumedang mengklaim sebanyak 40 ribu 235 liter minyak goreng kemasan siap disalurkan secara serentak. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Bupati Sumedang, Erwan Setiawan.
Dia berujar, Pemkab Sumedang bekerja sama dengan Bulog Cabang Bandung dalam operasi pasar minyak goreng.
“Kita bekerja sama dengan Bulog Cabang Bandung menggelar operasi pasar minyak goreng, tapi tidak langsung dijual ke masyarakat,” kata Erwan pada Selasa (22/2).
Erwan menerangkan, operasi pasar minyak goreng tersebut didistribusikan ke desa-desa melalui kecamatan dengan tujuan untuk mencegah kerumunan.
“Karena pandemi Covid-19 masih mengganas, minyak goreng sengaja disalurkan oleh kecamatan di tiap-tiap desa guna menghindari kerumunan,” ujar Erwan.
Diketahui, penyaluran tersebut dilakukan hanya ke lima wilayah, yaitu Kecamatan Sumedang Selatan, Darmaraja, Conggeang, Tanjungsari, dan Paseh.
“Minyak goreng tersebut dijual seharga Rp 14 ribu (rupiah) per (satu) liter. Selain minyak goreng, komoditas yang disalurkan adalah beras dan gula pasir,” imbuh Erwan.
Dia menjelaskan, dalam penyaluran minyak goreng dan komoditas lainnya itu dilakukan pemantauan agar tidak terjadi kecurangan dan betul-betul didistribusikan ke masyarakat.
Erwan berharap, supaya dalam operasi pasar minyak goreng, pelaksanaannya dapat dilakukan secara adil dan merata.
“Saya minta penyaluran dilakukan merata, agar benar-benar bisa mengatasi kelangkaan minyak goreng di masyarakat. Kami berharap dengan adanya operasi pasar ini bisa membantu masyarakat memenuhi kebutuhan minyak goreng dan kelangkaan minyak dapat teratasi,” tutupnya. (mg5)