Haruhiko Kawaguchi, Fotografer dengan Karya “Keluarga Terbungkus Plastik”

Jabarekspres.com – Haruhiko Kawaguchi, seorang fotografer asal Jepang ini memiliki cara yang unik untuk hasil foto terbaiknya. Dia memberikan syarat bagi yang ingin di foto olehnya. Yakni mau untuk terbungkus plastik selama beberapa detik. Dalam edition.cnn.com, sang fotografer hanya memiliki waktu sebentar untuk memotret subjek yang sedang terbungkus plastik tersebut. Foto-foto unik ini merupakan proyek miliknya bernama “foto kenangan untuk keluarga” dalam seri koleksi “Flesh Love”.

Seri untuk foto-foto miliknya itu sudah berjalan selama dua dekade untuk mengeksplorasi keintiman manusia dengan membungkus orang-orang menggunakan plastik. Dalam video call bersama dengan cnn edition, Kawaguchi mengatakan:

“Ketika saya memulai serial itu, saya meminta beberapa teman terdekat saya untuk menguji berapa lama mereka bisa menahan napas, dan ternyata itu sekitar 15 detik,”

“Jadi, saya memutuskan untuk menetapkan ‘aturan 10 detik’ di mana saya membuka tas setelah 10 detik, terlepas dari apakah (saya telah mengambil fotonya) atau tidak.” Ujarnya menambahkan. Mulai dengan gambar intim sepasang kekasih yang terperangkap dalam tas yang dapat ditutup rapat,  foto-fotonya telah berkembang pesat.

Instalasi terbaru dari serinya, berjudul “Flesh Love All,” sang fotografer membungkus pasangan atau keluarga dan tempat-tempat yang paling penting bagi mereka. Biasanya rumah mereka, lengkap dengan pohon, mobil dan sepeda motor, dalam lembaran plastik yang di buat khusus. Sebelumnya, Haruhiko Kawaguchi memang punya sisi unik dalam hal memotret dan biasanya menjadikan orang yang berpasangan menjadi subjek fotonya.

Di bagikan dalam photographerhal.com, koleksi “Flesh Love Returns” miliknya tahun 2017 menjadi foto yang indah dan menarik. Masih sama menggunakan plastik, subjek Kawaguchi akan berpose seperti teka-teki dan mencoba melihat apakah ada keintiman dari mereka saat tubuh mereka menjadi dekat dan terbungkus oleh plastik.

“Saya menemukan pasangan sangat menarik sebagai subjek karena mereka penuh dengan suka, marah, sedih dan bahagia,” katanya. “Saat saya mengamati mereka, saya juga merasa bahwa ada hubungan antara jarak fisik dan emosional antara dua orang.” Ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan