Berawal Dari Hobi Nonton Drama, UMKM Kabupaten Bandung Kembangkan Bisnis Kuliner Korea

SOREANG – Berawal dari hobi nonton drama Korea, seorang warga Kabupaten Bandung berhasil mengembangkan bisnis makanan kuliner Korea yang berujung menghasilkan keuntungan.

Saat ini ada berbagai jenis makanan Korea yang diproduksi UMKM Kabupaten Bandung yang bernama Dewi Ayu, diantaranya kimchi, tteokbokki, jjangmyeon, kimbab dan lainnya.

Dewi Ayu mengatakan produknya itu diberi nama Eomma Buok yang dalam bahasa Indonesia berarti dapur ibu. Nama tersebut memiliki visi agar pelanggan yang mengonsumsi produk Eomma Bouk bisa merasakan sensasi makan masakan ibu.

“Awalnya dari hobi nonton drama Korea (drakor), yang berujung menghasilkan,” kata Dewi saat wawancara di Soreang, Selasa (8/2)

Dengan cara menonton video dari food blogger asal Korea Selatan, Dewi bisa mendapatkan resep makanan yang ada di negeri ginseng tersebut. Selain itu, Dewi juga menjalani les privat bahasa Korea agar bisa memahami ucapan yang disampaikan food blogger tersebut. Jadi selain bisa mendapatkan penghasilan, bisnisnya tersebut juga membuat Dewi bisa belajar bahasa Korea.

“Biasanya orang Korea terkenalnya sama bahasa Inggris, jadi otomatis kita yang harus belajar bahasa, kebetulan saya juga privat bahasa Korea,” kata Dewi.

“Jadi sebelumnya kita ke usaha dulu. Dari situ kita kembangkan ke bahasa, karena kita kan terus update menu juga, jadi menyesuaikan dengan menu-menu yang ada disana, makanya otomatis kita menyesuaikan bahasanya juga,” tutur Dewi.

Dalam proses pembuatan masakan aneka kuliner Korea, menurut Dewi, tidak ada kesulitan. Hanya yang menjadi kendala adalah menemukan bahan baku utamanya yaitu Gochujang yang halal. Tapi sekarang sudah ada pabrik Gochujang di Indonesia sehingga stoknya pun sudah mulai terpenuhi. Dewi mengolah makanan Korea itu disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.

“Karena kan kalau dari Korea langsung itu semuanya bahan mentah, kalau kita menyesuaikan sama lidah Indonesia jadi ada beberapa bahan dasar itu kita tumis dulu, jadi enggak berbau anyir dan enggak pahit dimakan, jadinya itu sih kelebihan kita,” ungkap Dewi.

Dewi menjual produknya dengan kisaran harga Rp10 ribu sampai Rp15 ribu. Makanan Korea buatan Dewi itu menyasar anak muda dan ibu muda yang dipasarkan melalui e-commerce dan promosi secara offline dari mulut ke mulut. Selain itu, Dewi juga sudah bekerjasama dengan caffe Korea.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan