Kasus COVID-19 di sekolah Naik Dua Kali Lipat Dalam Sehari

BOGOR – Kenaikan kasus Covid-19 di Bogor khususnya di sekolah melonjak hingga dua kali lipat dalam sehari. Pasalnya dari sebelumnya senin (31/1) terdapat 45 orang pada selasa naik menjadi 85 orang.

Data tersebut di rilis oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat. yang menyampaikan lonjakan kasus positif COVID-19 di sekolah berawal sejak ada laporan ke Dinas Kesehatan Kota Bogor pada Minggu (26/1).

“Memang ada peningkatan, kami sedang koordinasikan kondisinya dengan Satgas COVID-19 Kota Bogor dan melakukan penanganan pasien,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno di Kota Bogor, Rabu.

Untuk menindak lanjuti temuan tersebut, Disdik kemudian melakukan koordinasi dengan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah II Jawa Barat, Dinas Pendidikan Kota Bogor dan Puskesmas.

Sejumlah tindakan seperti penelusuran, pengecekan dan perawatan pasien COVID-19 dari kalangan siswa dan guru mulai dilakukan.

Gedung sekolah pun mulai dibersihkan dan dilakukan penyemprotan disinfektan untuk mencegah ada virus di gedung sekolah.

Pada Sabtu (29/1) sudah ditemukan 19 orang siswa dan guru yang terpapar, berasal dari lima sekolah, yakni satu SD, satu SMP dan tiga SMA.

Berikutnya laporan penyebaran COVID-19 di sekolah semakin meningkat sehingga penelusuran, pengecekan dan perawatan atau 3T (Tracing Testing dan Treatment) ditingkatkan.

Pada Senin (31/1), Dinas Kesehatan Kota Bogor menyampaikan pasien positif COVID-19 siswa dan guru sempat 36 orang lalu menjadi 45 orang.

Kasus positif COVID-19 pada 36 siswa dan guru terjadi di sembilan sekolah terdiri atas lima sekolah tingkat SMA, tiga sekolah tingkat SMP dan satu sekolah ditemukan pada sekolah dasar.

Di tingkat SMA yakni SMA Regina Pacis satu kasus, SMAN 6 sebanyak 15 kasus, SMA Bina Insani 10 kasus, SMAN 2 satu kasus dan SMAN 1 sebanyak dua kasus.

Lalu tingkat SMP, ada di SMPN 6 ditemukan sebanyak empat kasus, SMPN 2 satu kasus dan SMPN 3 satu kasus, terakhir SD Julang ditemukan satu kasus.

Kemudian dari hasil penelusuran data berkembang menjadi 45 kasus positif dari sekolah-sekolah tersebut.

Jumlah kasus tersebut, sempat membuat Wali Kota Bima Arya Sugiarto mengambil sikap untuk menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas seluruh sekolah hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan