BANDUNG – Kecamatan Rancasari Kota Bandung kembali mengalami endemi DBD dan Cikungunya. Dalam satu minggu terakhir dilaporkan ada 10 kasus DBD diwilayah tersebut, bahkan kasus lebih tinggi terjadi pada minggu sebelumnya.
Hal ini disampaikan Camat Rancasari Hamdani saat memantau acara donor darah di aula Kecamatan tersebut.
Hamdani menyebutkan, dalam beberapa tahun terakhir, wilayah Rancasari selalu mengalami endemi setiap kali musim pancaroba dan musim hujan datang. Hal tersebut diketahui dari jumlah kasus yang selalu tinggi dibanding kecamatan lain di Kota Bandung.
“Dari data Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rancasri ini selalu menempati urutan tertinggi kasus DBD dan Cikungunya. Padahal sudah kita antisipasi dengan mengambil berbagai langkah pencegahan,” ujarnya.
Beberapa langkah yang sudah ditempuhnya diantaranya melakukan fogging untuk lokasi-lokasi yang rentan dan terindikasi ada kasus positif DBD atau Cikungunya.
Langkah ini diambil untuk melakukan pecegahan dan pemutusan penularan disekitar lokasi adanya pasien DBD.
Berikutnya adalah sosialisasi penerapan 3 M di masyaratkat dengan bekerjasama para ketua RW, LPM, penggerak PKK juga kader ditingkat RW. termasuk mengaktifkan kembali Jumantik.
Hamdani menambahkan, ada keunikan tersendiri di Rancasari dimana kasus DBD lebih banyak terjadi di komplek perumahan, sehingga pihaknya lebih mengantisipasi ke kawasan tersbeut.
“Yang unik di Rancasari, jumlah penderita DBD lebih banyak dilaporkan terjadi komplek perumahan dibanding di pemukiman padat penduduk.” sebutnya.
Dia juga mengaku menggandeng berbagai elemen masyarakat untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya dengan pengadaan donor darah.
Dengan menggandeng PMI Kota Bandung dan Komunitas Ibu Berbagi, Hamdani mengaku upaya tersebut untuk menyediaan stok darah bagi pasien DBD yang membutuhkan transfusi.
Dari acara tersebut, berhasil terkumpul 44 kantong darah dari pendonor warga Kecamatan Rancasari dan sekitarnya.
“Kedepan kita akan rutin mengadakan acara donor darah walaupun sudah tidak endemi DBD karena kebutuhan akan darah selalu mendesak bagi yang membutuhkan,” Ujar Rida Susanti, perwakilan dari Komunitas Ibu Berbagi.