BANDUNG – Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa dia ingin calon pemimpin IKN Nusantara adalah mantan kepala daerah dan memiliki latar belakang arsitektur.
“Kalau saya penginnya orang yang punya latar belakang arsitek dan pernah memimpin daerah. Tapi itu kan keinginan saya,” ungkap Jokowi, Kamis (20/1).
Terdapat beberapa nama kepala daerah yang berlatar belakang arsitektur, di antaranya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Wali Kota Makassar, Danny Pomanto.
Ridwan Kamil adalah alumni Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung dan Master of Urban Design University of California, Berkeley.
Beberapa karyanya seperti Museum Tsunami Aceh, Marina Bay Waterfront Singapura, sampai Ningbo Newtown Tiongkok. Di Makassar, salah satu karyanya adalah Masjid Kubah 99 Asmaul Husna.
Sedangkan Moh Ramdhan Pomanto atau lebih dikenal Danny Pomanto merupakan alumni Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas).
Hasil desainnya adalah renovasi Masjid Raya Makassar medio 1999-2005, gedung Private Care Center RS Wahidim Sudirohusodo, pengembangan gedung kampus Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Barombong, revitalisasi area Pantai Losari, pembuatan Pantai Akkarena, Wisma Negara Centre Point of Indonesia (CPI), dan masih banyak lagi.
Tak cuma itu, rancangan Danny juga ada di luar Makassar. Seperti Menara Persatuan Sulawesi Tenggara di Kota Kendari, Kantor Gubernur Sulawesi Barat, Kantor Gubernur Gorontalo, masterplan Ambon Waterfront City, masterplan Teluk Palu (Sulawesi Tengah) serta pengembangan Teluk Pacitan (Jawa Timur). Total ada lebih dari 600 karya yang tersebar di 71 kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Profesi dosen pun sempat ditekuninya. Dia mengajar di Jurusan Arsitekrur Fakultas Teknik Unhas selama dua dekade lebih.
Sebelum pernyataan Jokowi soal latar belakang arsitek itu. Beredar empat nama disebut-sebut calon Kepala Otorita IKN Nusantara.
Di antaranya, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Lalu mantan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dan mantan Direktur Utama PT Wijaya Karya Tumiyana. (fajar)