Dalam Hadist lainnya disebutkan bahwa pemimpin mestinya harus memiliki sifat rendah hati dan mampu menaklukkan nafsunya.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
“Orang yang kuat dan pemberani adalah orang yang telah menaklukkan nafsunya, bukan yang membanting lawannya.”
Bila minimal tiga sifat ini saja yang dijalankan pemimpin, maka ia sudah membuat fondasi kepemimpinan yang memberikan jaminan keadilan sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah pemimpin yang adil. Dan manusia yang paling dibencinya adalah pemimpin yang zalim.”
Berkaca pada beberapa peristiwa kontemporer yang terjadi di lingkungan pendidikan yang tidak sejalan dengan aturan yang berlaku dan memiliki kecenderungan timbulnya kesalahan serta dengan menarik hikmah dari pesan-pesan kepemimpinan Imam Al Ghazali.
Seyogianya para pemimpin (pendidikan) menyadari dan memahami bahwa kekuasaan yang diembannya merupakan amanah Allah SWT, sehingga akan memiliki “Self Control” yang kuat karena merasa terus menerus diawasi oleh Allah SWT dan menghindarkannya dari perbuatan zhalim.
Pada akhirnya pesan kepemimpinan Iman Al Ghazali ini mengisyaratkan pesan kepemimpinan pendidikan berupa empati, lemah lembut, pemaaf dan tidak sombong yang ditopang oleh iman yang kuat dan softskill yang meliputi integritas, intelektual, inisiatif, inovatif, kreatif dan tawadhu dalam keilmuan/intelectum humanity. Agar tercipta adanya jaminan rasa keadilan.
Semoga menjadi inspirasi bagi siapapun yang merasa sebagai pemimpin, khususnya di lapangan pendidikan. Wallahu A’lam bi al-Shawab.
*) Penulis adalah pemerhati pendidikan.