Penghitungan Umur di Korea Selatan Ada Wacana Bakal Diubah

BANDUNG – Penikmat budaya pop Korea umumnya udah paham sama penghitungan umur di Korea Selatan (Korsel). Memang penghitungan umur Korea Selatan berbeda dengan umur internasional. Namun, setelah memasuki masa pandemi ini, publik Korsel mulai sadar ‘masalah’ yang ditimbulkan penghitungan umur unik ini. Makanya muncul wacana untuk mengubahnya.

Seperti dijelaskan AllKpop, penghitungan umur di Korea Selatan ada tiga. Pertama, sesuai umur internasional, tapi biasanya nggak dipakai di Korsel. Kedua, ditambah satu tahun. Soalnya sejak bayi dikandung, umurnya sudah dihitung. Jadi begitu lahir, umurnya sudah dianggap satu tahun. Contohnya, harusnya umur kita masih 22 tapi sudah dihitung 23 kalau di Korsel.

Ketiga, penghitungan sesuai tahun lahir. Apa bedanya sama yang kedua? Kalau yang kedua adalah umur yang dihitung berdasarkan tanggal lahir. Sedangkan ini berdasarkan tahun lahir. Perhitungan umur di Korsel yang ini agak unik karena hanya terjadi di Korsel. Semua orang di sana otomatis ‘bertambah usia’ satu tahun begitu memasuki 1 Januari.

Misalkan kamu lahir 31 Desember 2000, normalnya kamu baru berusia 21 tahun sekarang. Tapi di Korea, kamu sudah 23 tahun. Soalnya, kamu anak angkatan 2000 dan usiamu sudah dihitung bertambah satu tahun lagi begitu memasuki 1 Januari.

Penghitungan ini kemudian menimbulkan kebingungan begitu memasuki masa pandemi. Soalnya Korsel harus mengikuti aturan internasional dalam hal vaksinasi dan karantina. Salah satunya soal pemberian vaksin bagi anak-anak di atas usia 12 tahun.

Anak usia 12 tahun di Korsel dan internasional ternyata beda. Kalau di negara lain, artinya yang lahir sebelum 2010. Tapi kalau di Korsel, anak kelahiran 2012 pun bisa jadi memenuhi syarat dapat vaksin. Ini belum termasuk aturan tentang batas usia mereka yang bisa dapat quarantine pass dan bepergian ke luar negeri.

Hal ini kemudian memunculkan diskursus di publik tentang perlukah mengganti penghitungan umur.

Dilansir dari AllKpop, perusahaan polling Realmeter pada 2016 menemukan 44 persen publik ingin ada penyesuaian penghitungan umur, disamakan dengan internasional saja. Namun, persentase publik yang ingin pakai usia Korea nan unik ini lebih tinggi. Yakni mencapai 46,8 persen. 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan