Padepokan Daeng Udjo Datangkan Akademisi untuk Gelar Evaluasi

BANDUNGSanggar Tari Padepokan Daeng Udjo terus melakukan pembinaan kepada para peserta didik dengan melakukan evaluasi tahunan.

Owner Sanggar Tari Padepokan Daeng Udjo Linda Anggraeni mengatakan, pelaksanaan evaluasi tari yang dilaksanakan pada sabtu 25 Desember lalu diikuti 40 peserta yang terdiri dari pemula, madia, dan tingkat mahir.

‘’Ini sekaligus sebagai ajang untuk mencari bakat dan potensi para penari pemula yang nantinya akan diikutkan dalam berbagai ajang lomba-lomba,’’kata Linda ketika ditemui di Sanggar Tari Padepokan Daeng Udjo, Kamis, (12/1).

Dalam evaluasi ini, setiap peserta harus bisa memperagakan tari jaipong yang dinilai dewan juri dengan lagu yang sudah ditentukan sebelumnya.

Pelaksanaan evaluasi bagi para peserta sangat penting. Sebab, selain melatih daya ingat. Juga melatih kemandirian dan keberanian di depan publik.

Linda menambahkan saat ini Sanggar Tari Padepokan Daeng Udjo menerima kembali pedaftaran baru bagi peserta didik.

‘’Bagi ibu-ingin ibu yang ingin anaknya ikut kursus tari jaipong Padepokan Daeng Udjo saat ini membuka pendaftaran baru. Untuk keterangan lebih lanjut bisa menghubungi langsung ke nomer 08659061998,’’tutur Linda.

Untuk diketahui Padepokan Daeng Udjo sudah banyak memenangkan even lomba baik tingkat Jawa Barat dan Nasional. Bahkan yang terakhir keluar sebagai juara pertama Festival Tari Jaipong Galuh Pakuan tingkat nasional untuk karegori tunggal mahir dan juara ketiga untuk kategori rampak.

Ditempat yang sama, Pengamat dan Pakar Seni Tari Tatang Taryana mengatakan, keberadaan sanggar-sanggar tari di Jawa Barat keberadaannya cukup menggembirakan.

Harapannya, keberadaan Sanggar Tari Jaipong yang dikelola oleh Padepokan Daeng Udjo bisa berkembang lagi dengan mengedepankan keseriusan dalam latihan dan pembinaan.

Tatang menilai, secara umum jalannya evaluasi yang dilakukan PDU sudah sangat baik. Contohnya dari segi penampilan busana tidak keluar dari pakem Tari Jaipongan dengan menggunakan busana kebaya lengkap dengan aksesoris sanggulnya.

‘’Zaman dulu, Kebaya itukan sebetulnya busana masyarakat sunda untuk pergaulan dan ini adalah identitas Jaipongan,’’ujar Dosen Fakultas Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia ini.

Menurutnya, ketika melihat berbagai pertunjukan seni tari jaipong diberbagai even banyak yang masih kurang memperhatikan dalam penampilan. Padahal, penampilan dalam berbusana itu masuk dalam penilaian.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan