JAKARTA – Beberapa rencana besar yang sudah di susun Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mencuat dalam perbincangan yang dilaksanakan secara virtual bersama Grup Media Di’sway Nastional Network (DNN).
Recana ini, sebetulnya sudah sering dikemukakan diberbagai pertemuan Menko Marves. Namun pada perbicangan bersama Dahlan Iskan, kembali dijelaskan secara detail dengan target capaian.
Sebagai Mantan Meneteri BUMN, Dahlan Iskan cukup terkejut ketika Menko Marves menjelaskan rencana besar perubahan transformasi ekonomi melalui hilirisasi industri.
Tujuan utama transformasi ekonomi ini adalah ingin meningkatkan perekonomian dengan target meningkatkan pendapatan Perkapita menjadi 9.980 pada 2030 nanti.
Strategi transformasi ekonomi akan terus dipacu oleh Menko Marves sebagai jurus jitu untuk mencapai target itu dari Hilirisasi industri itu.
Beberapa poin yang menjadi pokok pengembangan hilirisasi industri yaitu, membangun basis Industri bernilai tambah tinggi untuk mendukung digital ekonomi.
Selain itu, melalui tren Green Economy Industri Menko Marves juga akan mengembangkan Industri semi konduktor/chip dan ekosistemnya, Baterai EV, serta Sofware Enginering.
Untuk komitmen global, pihaknya akan mengalokasikan sumber energi rendah emisi (Green) untuk industri-industri bernilai tambah tinggi.
Untuk mendukung pengembangan hilirisasi industri Menko Marves membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan membentuk talent pool yang berkualitas melalui program penjaringan lulusan S1 jurusan tehnik dan sains.
‘’Para tenaga tehnik ini nantinya akan diarahkan bekerja pada perusahaan-perusahaan kelas dunia di bidang teknologi,’’katanya.
Untuk menyiapkan rencana itu, pemulihan ekonomi akan terus dipacu peningkatannya. Dengan begitu, para Investor akan memberikan trust untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Langkah besar lainnya adalah, membangung kawasan industri dari hulu ke hilir yang terintegrasi. Seperti pengembangan Baterai Lithium dengan menggunakan raw mineral.
‘’Indonesia ini kaya akan nikel dan kobalt sebagai dua bahan utama membuat baterai EV,’’ujar Menko Luhut dalam perbincangannya, Senin, (10/1).
Indonesia akan menjadi pilihan utama bagi negara-negara yang berinvestasi di sektor pengembangan baterai Lithium dan mendorong transfer teknologinya.
Pengembangan Industri di Kawasan Hijau Kaltara