Disbudpar Kota Bandung Tanggapi Peristiwa Penganiayaan di Alun-alun Bandung

BANDUNG – Aksi Pemerasan dan penganiayaan oleh oknum tukang tato di Alun-alun Bandung, pada beberapa waktu lalu kini telah menjadi perhatian Pemerintah (Pemkot) Bandung.

Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Bandung, Yana Mulyana menegaskan bahwa pihaknya meminta kepada petugas pengamanan untuk segera mengusut kasus pemerasan dan penganiayaan di Alun-alun Bandung dengan tuntas. Pihaknya akan membentuk pos pengaduan di lokasi.

“Intinya kita tetap menjaga, mudah-mudahan bisa tetap aman nyaman buat siapapun warga yang melakukan aktivitas di Alun-alun Bandung. Kita berharap aparat keamanan mengusut,” ujarnya, Kamis (6/1).

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Dewi Kenny Kaniasari menyebut pihaknya menyayangkan adanya peristiwa tersebut. Pasalnya, destinasi pariwisata merupakan andalan aset daerah Kota Bandung.

“Pariwisata ini kan merupakan aset andalan kota Bandung, jadi ini (objek pariwisata) harus kita jaga bersama,” ucapnya saat ditemui di Bandung Creative Hub, Jl. Laswi, Kota Bandung, Jumat (7/1).

Maka dari itu, Kenny menambahkan untuk ke depannya Disbudpar Kota Bandung akan melakukan pembinaan dan edukasi kepada masyarakat agar Kota Bandung sebagai objek pariwisata aman dan kondusif.

“Jadi nanti kita akan lakukan edukasi-edukasi, karena kalau misalnya Bandung menjadi tidak aman, wisawatan juga bisa berkurang,” ujarnya.

“Jadi ini kita harus ada komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dan juga kerjasama dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait yang dilapangan seperti Satpol PP,”sambung Kenny.

Diketahui sebelumnya, salah seorang wisatawan telah menjadi korban pemerasan  oleh salah satu oknum tukang tato di kawasan Alun-alun Bandung.

Korban tersebut menceritakan, dari kesepakatan harga awal, yakni Rp 3.000 per Centi meter (CM). Akan tetapi seusai menggunakan jasa tatto pinggir jalan tersebut, korban malah diminta membayar hingga Rp. 1 juta.

Tak sanggup membayar, korban pun secara diam-diam menelepon ayahnya untuk menjemput dirinya.

Akan tetapi, setelah ayahnya menjemput, malah terjadi pengeroyokan oleh oknum pedagang tato pinggir jalan tersebut hingga 20 orang. (mg4/ran)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan