Menyusuri Alun Alun Bandung, Magnet Warga Kota Kembang

Pada Sabtu 27 Januari 2024 tengah hari yang cerah, kami memutuskan untuk pergi ke alun-alun Kota Bandung. Kebetulan sekali cuaca di hari ini sedang begitu cerah diselimuti oleh terik matahari dibersamai hembusan angin yang cukup kencang. Walaupun perjalanan kali ini beberapa kendaraan sedang ramai memadati jalanan, namun hal tersebut tidak menghalangi jalan kami untuk pergi ke salah satu ikon Kota Bandung yang sudah lama tidak kami kunjungi.

Winda Putri, Magang UIN

Dari jauh kami sudah bisa melihat suasana alun-alun Kota Bandung, ramai sekali orang-orang yang berlalu lalang serta berbagai pedagang makanan yang siap menyapa perut kami yang lapar. Kami pun mulai memarkirkan motor di pemarkiran khusus pengunjung alun-alun yang dikenakan tarif parkir sebanyak lima ribu rupiah. Tak lupa kami juga menyimpan helm di penitipan dengan tarif dua ribu rupiah perhelmnya.

Memasuki kawasan alun-alun terlihat banyak pengunjung yang datang mulai dari kalangan muda hingga tua. Walaupun alun-alun Kota Bandung ini telah berdiri sejak lama, kepopulerannya tidak lekang dimakan waktu, tempat ini senantiasa selalu ramai oleh masyarakat setempat ataupun luar Bandung.

Disini, banyak sekali tersedia berbagai macam kuliner yang dapat kami coba, mulai dari makanan ringan seperti cilok, batagor, somay, cuanki hingga makanan besar seperti cuanki, baso, soto, mie ayam, dan lain sebagainya. Tak heran bila tempat ini selalu ramai dikunjungi. Selain itu, disini juga ada beberapa penjaga serta Satpol PP yang menjaga kawasan alun-alun hingga tempat ini aman dalam pengawasan.

Alun-alun Bandung ini memiliki sejarah panjang sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya sebelum dibuka untuk khalayak publik. Awalnya, alun-alun ini dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda di abad ke-19. Selama bertahun-tahun, alun-alun mengalami transformasi dan perubahan fungsi dari tempat pertemuan pasar hingga taman kota. Pada era modern, alun-alun Bandung tetap menjadi pusat kegiatan masyarakat dengan taman, lapangan, dan monumen yang menjadi daya tarik warga serta pengunjung luar.

Selain latar belakang sejarahnya yang kental, Alun-alun Bandung juga memiliki sejumlah keunikan, salah satunya adalah desainnya yang simetris dengan dua lapangan terbuka yang dipisahkan oleh Jalan Asia Afrika. Keberadaan Tugu Adipura di tengah-tengah alun-alun juga menjadi ikon yang mencirikan kota Bandung. Selain itu, alun-alun ini sering digunakan untuk berbagai kegiatan sosial dan budaya seperti pasar malam, pertunjukan seni, serta acara kota lainnya, menciptakan suasana ramai dan hidup di tengah kota. Keberadaan pedagang kaki lima dan warung kopi di sekitar alun-alun juga menambah keaslian dan kehangatan tempat ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan