JAKARTA – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) berkomentar mengenai rencana pelaksanaan vaksinasi booster bagi masyarakat yang akan dimulai pada 12 Desember 2022 mendatang. Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan seksama sebelum pelaksanaan vaksinasi booster dilakukan. Menurutnya, vaksin booster yang rencananya akan dilakukan terhadap 21 juta orang itu harus dipastikan tidak akan mengganggu pelaksanaan vaksinasi reguler. Selain itu, alangkah baik jika vaksinasi booster itu tidak berbayar alias gratis.
“Jika nantinya vaksinasi (booster) harus berbayar, kelompok rentan ekonomi/ PBI BPJS Kesehatan, haruslah gratis. Syukur – syukur semua bisa digratiskan,” kata Tulus di Jakarta, Rabu, 5 Januari 2022.
Selanjutnya, apabila vaksin booster berbayar, YLKI meminta agar pemerintah bisa menetapkan HET (harga eceran tertinggi) dengan margin profit yang wajar. Dia berharap tidak ada praktik komersialisasi vaksin booster, apalagi upaya eksploitasi harga vaksin pada masyarakat.
“Pemerintah harus melakukan post market control secara ketat, agar tidak terjadi pelanggaran pada HET yang telah ditetapkan,” pungkas Tulus.
Sebelumnya, masyarakat diminta bersiap untuk menerima vaksin booster mulai 12 Januari nanti. Namun hingga kini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin belum merinci secara detail, siapa yang akan menerima vaksinbooster.
Menurutnya, kebutuhan vaksin booster sekitar 230 juta dosis. Pilihan vaksin yang disebut Menkes Budi Gunadi Sadikin adalah Moderna dan Pfizer. Pemerintah juga sudah mengamankan sebanyak 113 juta dosis. Itu termasuk Pfizer dan Moderna.
Budi mengatakan, saat ini ITAGI sedang melakukan penelitian untuk memilih dua jenis vaksinbooster sekaligus dosisnya. Dia menargetkan hasilnya bisa selesai di tanggal 10 Januari.
“CDC dan FDA amerika mengeluarkan kebijakan untuk Moderna itu boosternya half dosed (setengah dosis), karena memang ada isu kerasnya Moderna atau efek KIPI-nya. Kalau kemudian untuk vaksin Pfizer dan Moderna memang half dosed dan full dosed tidak ada beda dari sisi efektifitasnya, kita bisa menggunakan half dosed maka kemungkinan besar seluruh kebutuhan vaksin booster bisa dipenuhi dari yang gratis,” ujarnya, Senin (3/1).
(Fin-red)